Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.255: 16 Orang Tewas, 155 Terluka dalam Serangan Rusia di Kyiv

Perang Rusia-Ukraina hari ke-1.255, setidaknya 16 orang tewas dalam serangan Rusia di Kyiv. Presiden Ukraina menyerukan perubahan rezim di Rusia.

Editor: Nuryanti
Facebook Layanan Darurat Negara Ukraina
EVAKUASI JENAZAH - Foto diambil dari Facebook Layanan Darurat Negara Ukraina, Jumat (1/8/2025). Petugas penyelamat Ukraina mengevakuasi jenazah korban setelah serangan Rusia menghantam gedung di Kyiv pada Kamis (31/7/2025) dini hari. Ukraina melaporkan 16 orang tewas dan 155 terluka dalam serangan tersebut. 

TRIBUNNEWS.COM - Perang Rusia dan Ukraina memasuki hari ke-1.255 pada Jumat (1/8/2025), memperpanjang perang sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022.

Menurut perkembangan terkini di lapangan, Rusia melancarkan serangan pada Jumat dini hari yang merupakan lanjutan dari serangan pada malam-malam sebelumnya.

Rusia menembakkan lebih dari 300 drone dan delapan rudal jelajah ke Ukraina – dengan Kyiv sebagai target utama – dari Rabu (30/7/2025) malam hingga Kamis (31/7/2025) dini hari, menurut laporan angkatan udara Ukraina.

Satu rudal menghancurkan sebuah gedung hunian sembilan lantai di wilayah barat ibu kota, merobek fasadnya. 

Pada Jumat dini hari, Ukraina melaporkan 16 orang tewas, dua di antaranya anak-anak, dalam serangan Rusia di Kyiv.

Dari 155 korban luka, 16 di antaranya anak-anak dan enam petugas polisi, yang merupakan jumlah anak-anak yang terluka terbanyak dalam satu serangan di Kyiv selama perang, ungkap layanan penyelamatan Ukraina.

Zelensky Dorong Perubahan Rezim di Rusia

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak sekutu-sekutunya untuk mewujudkan "perubahan rezim" di Rusia , beberapa jam setelah serangan pesawat nirawak dan rudal Rusia di Kyiv menewaskan 16 orang, termasuk dua anak-anak. 

Presiden Ukraina mengatakan ia yakin Rusia dapat "didorong" untuk menghentikan perang.

"Tetapi jika dunia tidak bertujuan untuk mengubah rezim di Rusia, itu berarti bahkan setelah perang berakhir, Moskow akan tetap mencoba untuk mengganggu stabilitas negara-negara tetangga," ujarnya pada hari Kamis.

Seruang itu disampaikan secara virtual di sebuah konferensi yang memperingati 50 tahun perjanjian Helsinki era Perang Dingin, lapor The Guardian

Baca juga: AS dan Inggris dalam Pembicaraan Rahasia dengan Pejabat Ukraina untuk Menggulingkan Zelensky

Ukraina Desak Pertemuan Darurat di PBB

Pada malam 31 Juli, serangan drone dan rudal Rusia menghantam Kyiv, menewaskan sedikitnya 16 orang, termasuk dua anak, dan melukai 150 lainnya.

Menanggapi hal ini, Ukraina menggelar pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB pada hari ini, Jumat, 1 Agustus 2025.

Menteri Luar Negeri Ukraina, Andriy Sybiga, menuduh Putin menolak perdamaian dan menyerukan tekanan global untuk menghentikan agresi Rusia.

Pertemuan tersebut akan membahas upaya menjaga perdamaian dan keamanan di Ukraina.

Trump Ancam Rusia dengan Sanksi

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengkritik serangan Rusia di Ukraina, mengisyaratkan sanksi baru terhadap Moskow akan segera dijatuhkan.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved