Kamis, 2 Oktober 2025

Level Air di Waduk Karaj di Teheran Mencapai Titik Terendah dalam 64 Tahun Terakhir

Bendungan Karaj, yang memasok sekitar 25 persen air minum Teheran, telah turun ke level terendah dalam 64 tahun

Editor: Muhammad Barir
Tangkapan layar X/@daryadar_iran
HAMPIR KERING- Bendungan Karaj hampir kering, di bawah 6–7%, titik terendah dalam 63 tahun terakhir untuk sumber air vital Teheran ini. 

Level Air di Waduk Karaj di Teheran Mencapai Titik Terendah dalam 64 Tahun Terakhir

TRIBUNNEWS.COM- Bendungan Karaj, yang memasok sekitar 25 persen air minum Teheran, telah turun ke level terendah dalam 64 tahun, memperburuk pemadaman air yang meluas di ibu kota Iran.

Warga di berbagai distrik menggambarkan akses yang tidak konsisten, dengan gedung-gedung tinggi mengalami pemutusan yang lebih parah.

Pihak berwenang telah menyarankan pemasangan pompa dan tangki penyimpanan, tetapi banyak yang mengeluh tekanan air terlalu rendah sehingga tidak efektif. Pemadaman listrik juga memperumit situasi.

Pengamatan lapangan oleh surat kabar Shargh menunjukkan bahwa Bendungan Karaj, yang biasanya menampung hingga 180 juta meter kubik, kini hanya menampung sekitar 60 juta meter kubik — sepertiga dari kapasitasnya. 

Dari jumlah tersebut, hanya sebagian kecil yang dapat digunakan, karena sedimen dan "air mati" diperkirakan mencapai 15 persen dari volumenya. 

Pengelola bendungan mengonfirmasi adanya penurunan ketinggian waduk hingga 45 meter dari kapasitas penuh.

Mohammad Ali Moallem, direktur Bendungan Karaj, mengatakan kepada Shargh bahwa waduk tersebut telah turun ke level terendah dalam 64 tahun.

Pihak berwenang menghubungkan krisis ini dengan berkurangnya curah hujan, dengan Provinsi Teheran hanya menerima 185 mm tahun ini — menempatkannya di antara lima wilayah paling kekurangan air di negara tersebut.

Pejabat di Teheran menyalahkan kekeringan dan penggunaan air berlebihan oleh masyarakat atas kekurangan air terburuk yang pernah tercatat di Iran.

Data nasional menunjukkan hanya 9,5% air Iran yang digunakan untuk rumah tangga dan sektor perdagangan, sementara sektor pertanian mengonsumsi 86,5%, seringkali dengan praktik yang tidak efisien dan keuntungan ekonomi yang rendah. 

Migrasi internal dan infrastruktur yang menua semakin membebani sistem air Teheran, menjadikannya provinsi termiskin kedua setelah Sistan-Baluchistan.

Di ibu kota Teheran, para pejabat telah berupaya mengekang konsumsi melalui tindakan darurat, termasuk  pemadaman air dan listrik berulang kali  serta  penutupan kantor sementara  pada hari-hari tertentu.

Rencana pemerintah Iran untuk menutup tempat kerja dan sekolah satu hari dalam seminggu sebagai tanggapan terhadap kekurangan listrik dan air yang semakin parah telah memicu kritik luas, dengan banyak warga memperingatkan bahwa hal itu hanya akan memperparah kesulitan sehari-hari.

Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) telah membangun lebih dari 60 bendungan dalam beberapa dekade terakhir. Lebih dari separuhnya kini kosong, dengan pembangkit listrik tenaga air hanya beroperasi sepertiga dari kapasitas nominalnya.

Amerika Serikat pada hari Selasa mengkritik kepemimpinan Iran atas krisis nasional yang sedang berlangsung.

 


SUMBER: IRAN INTERNATIONAL

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved