Konflik Palestina Vs Israel
4 Alasan Bantuan Tak Tersalurkan ke Warga Gaza yang Kelaparan, meski Israel Longgarkan Blokade
Hampir tidak ada truk bantuan yang sampai ke gudang PBB untuk didistribusikan, terdapat alasan bantuan tidak didistribusikan.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Dunia internasional mengecam foto anak-anak kurus kering dan meningkatnya laporan kematian akibat kelaparan di Gaza, Palestina.
Kecaman itu telah menekan Israel untuk mengizinkan lebih banyak bantuan memasuki Jalur Gaza.
Israel menghentikan pertempuran di beberapa wilayah Gaza dan mengirimkan bantuan melalui udara.
Negara Zionis itu sebelumnya memblokir makanan sepenuhnya untuk memasuki Gaza selama 2 setengah bulan mulai bulan Maret 2025.
Namun, kelompok-kelompok bantuan dan warga Palestina mengatakan perubahan tersebut hanya bersifat bertahap dan tidak cukup untuk membalikkan apa yang disebut para ahli pangan sebagai "skenario terburuk kelaparan" yang terjadi di wilayah yang dilanda perang tersebut.
Langkah-langkah baru ini telah meningkatkan jumlah truk bantuan yang memasuki Gaza.
Namun, hampir tidak ada yang sampai ke gudang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk didistribusikan.
Sebaliknya, hampir semua truk dilucuti muatannya oleh kerumunan yang memadati jalan saat mereka berkendara dari perbatasan.
Kerumunan tersebut merupakan campuran warga Palestina yang sangat membutuhkan makanan dan geng-geng bersenjata pisau, kapak, atau pistol yang menjarah barang-barang untuk kemudian ditimbun atau dijual.
Diberitakan Arab News, Jumat (1/8/2025), terdapat alasan mengapa bantuan tidak didistribusikan ke warga Gaza, yaitu:
1. Kurangnya Kepercayaan
PBB mengatakan, pembatasan yang sudah berlangsung lama terhadap masuknya bantuan telah menciptakan lingkungan yang tidak dapat diprediksi, dan bahwa meskipun jeda dalam pertempuran mungkin memungkinkan lebih banyak bantuan masuk, warga Palestina tidak yakin bantuan akan sampai kepada mereka.
"Hal ini mengakibatkan banyak konvoi kami diturunkan langsung oleh orang-orang yang kelaparan dan putus asa karena mereka terus menghadapi tingkat kelaparan yang dalam dan berjuang untuk memberi makan keluarga mereka," kata Olga Cherevko, juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, atau OCHA.
"Satu-satunya cara untuk mencapai tingkat kepercayaan adalah dengan memiliki aliran bantuan yang berkelanjutan selama periode waktu tertentu," katanya.
Baca juga: ICRC: 7 Tahanan Dibebaskan dari Penjara Israel, Dipindahkan ke Gaza
Israel memblokir makanan sepenuhnya untuk memasuki Gaza selama 2 setengah bulan mulai bulan Maret.
Sejak melonggarkan blokade pada akhir Mei, Israel hanya mengizinkan sedikit truk bantuan untuk PBB, rata-rata sekitar 70 truk per hari, menurut data resmi Israel.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.