Konflik Palestina Vs Israel
4 Alasan Bantuan Tak Tersalurkan ke Warga Gaza yang Kelaparan, meski Israel Longgarkan Blokade
Hampir tidak ada truk bantuan yang sampai ke gudang PBB untuk didistribusikan, terdapat alasan bantuan tidak didistribusikan.
Jumlah tersebut jauh di bawah 500-600 truk per hari yang menurut badan-badan PBB dibutuhkan — jumlah yang masuk selama gencatan senjata enam minggu awal tahun ini.
Sebagian besar bantuan menumpuk tepat di dalam perbatasan di Gaza karena truk-truk PBB tidak dapat mengangkutnya.
PBB mengatakan hal itu disebabkan oleh pembatasan militer Israel terhadap pergerakannya dan karena pelanggaran hukum di Gaza.
Israel berdalih telah mengizinkan masuknya barang dalam jumlah yang cukup ke Gaza dan mencoba mengalihkan kesalahan kepada PBB.
2. Misi Bantuan Masih Hadapi Kendala
Cherevko mengatakan telah ada "perbaikan kecil" dalam persetujuan oleh militer Israel untuk pergerakannya dan beberapa "pengurangan waktu tunggu" untuk truk di sepanjang jalan.
Namun, dia mengatakan misi bantuan "masih menghadapi kendala."
Penundaan persetujuan militer masih berarti truk tetap menganggur untuk waktu yang lama, dan militer masih membatasi rute yang dapat diambil truk ke satu jalan, yang memudahkan orang untuk mengetahui ke mana truk akan pergi, kata pejabat PBB.
Antoine Renard, yang mengarahkan operasi Program Pangan Dunia di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki, mengatakan pada hari Rabu bahwa dibutuhkan hampir 12 jam untuk mendatangkan 52 truk pada rute sepanjang 10 kilometer (6 mil).
"Meskipun kami melakukan semua yang kami bisa untuk benar-benar menanggapi gelombang kelaparan saat ini di Gaza, kondisi yang kami miliki tidak cukup untuk benar-benar memastikan bahwa kami dapat memutus gelombang itu," katanya.
3. Hancurnya Hukum dan Ketertiban
Seiring meningkatnya keputusasaan, warga Palestina mempertaruhkan nyawa mereka untuk mendapatkan makanan, dan kekerasan pun meningkat, kata para pekerja bantuan.
Muhammad Shehada, seorang analis politik dari Gaza yang merupakan peneliti tamu di Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri, mengatakan bahwa pengambilan bantuan telah berubah menjadi survival of the fittest (siapa yang paling kuat yang akan bertahan).
"Ini seperti distopia Darwin, yang terkuatlah yang akan bertahan," katanya.
Seorang sopir truk mengatakan, pada hari Rabu (30/7/2025) lalu, bahwa ia telah mengangkut pasokan makanan empat kali dari perlintasan Zikim di perbatasan utara Gaza.
Setiap kali, katanya, kerumunan sepanjang satu kilometer (0,6 mil) mengepung truknya dan mengambil semua barang di dalamnya setelah ia melewati pos pemeriksaan di tepi zona perbatasan yang dikuasai militer Israel.
Baca juga: Menteri Inggris: Rencana Inggris untuk Mengakui Negara Palestina Sesuai dengan Hukum Internasional

4. Ketidakpastian dan Penghinaan
Israel belum memberikan batas waktu berapa lama akan menghentikan pertempuran di beberapa wilayah Gaza, namun bisa saja diterapkannya hingga minggu ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.