Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Netanyahu Panik, Negara-negara Barat Mulai Buka Mata Soal Gaza dan Akui Negara Palestina

Ketika negara-negara Barat mulai buka mata soal Gaza dan ingin mengakui negara Palestina, Netanyahu panik dan mengecam mereka.

Instagram @b.netanyahu
NETANYAHU PANIK - Foto ini diambil dari publikasi Instagram Netanyahu pada Minggu (23/2/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato dan mengancam Hizbullah Lebanon pada 24 September 2024. Benjamin Netanyahu terlihat panik ketika banyak negara-negara Barat mulai menunjukkan sikap ingin mengakui negara Palestina. 

Menteri Keuangan Australia Jim Chalmers pada hari Kamis mengatakan perlakuan terhadap sandera dan keterlibatan Hamas dalam negara Palestina di masa depan tetap menjadi hambatan besar bagi Australia, tetapi menambahkan pemerintah akan mendorong solusi dua negara.

"Ini masalah waktu, bukan apakah Australia akan mengakui negara Palestina ... tapi saya tidak ingin menetapkan kerangka waktu untuk itu," kata Chalmers kepada ABC News.

Terbaru, Kanada telah bergabung dengan beberapa negara Barat dalam mengumumkan niatnya untuk mengakui negara Palestina di tengah kekejaman Israel yang terus berlanjut di Gaza.

Perdana Menteri Kanada Mark Carney membuat pengumuman tersebut pada hari Rabu (30/7/2025).

Ia menjelaskan, Ottawa berharap solusi dua negara dapat dicapai melalui proses perdamaian yang dinegosiasikan, tetapi pendekatan tersebut “tidak lagi dapat dipertahankan”.

"Kanada bermaksud mengakui Negara Palestina pada sidang ke-80 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada bulan September 2025," ujar Carney kepada wartawan, dikutip dari Al Jazeera.

Carney mengatakan, pengakuan tersebut didasarkan pada janji reformasi dari Otoritas Palestina dan Presiden Mahmoud Abbas, serta komitmen untuk menyelenggarakan pemilihan umum pada tahun 2026.

Ia menekankan, Hamas tidak dapat memainkan peran apa pun di masa depan Palestina dan tidak akan diizinkan untuk mengambil bagian dalam pemilihan umum mendatang, suatu syarat yang menurut beberapa orang dapat menodai proses demokrasi apa pun.

"Mempertahankan solusi dua negara berarti mendukung semua orang yang memilih perdamaian daripada kekerasan," ungkap Carney.

Netanyahu Kecam Pengakuan Negara Palestina

NETANYAHU BERPIDATO - Foto ini diambil dari Faceboook PM Israel pada Kamis (19/6/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato di Kantor PM Israel pada 22 Mei 2025.
NETANYAHU KECAM PRANCIS - Foto ini diambil dari Faceboook PM Israel pada Kamis (19/6/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato di Kantor PM Israel pada 22 Mei 2025. (Faceboook PM Israel)

Baca juga: Kanada akan Mengakui Negara Palestina di Majelis Umum PBB, Bergabung dengan Prancis dan Inggris

Mendengar mitra-mitranya dari Barat ingin mengakui negara Palestina, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecamnya.

Benjamin Netanyahu sangat mengecam dan marah ketika Presiden Prancis Emmanuel Macron mengutarakan keinginannya untuk mengakui negara Palestina.

"Kami mengutuk keras keputusan untuk mengakui Negara Palestina yang bertetangga dengan Tel Aviv setelah pembantaian 7 Oktober," ujar Netanyahu, dikutip dari Ynet.

"Ini adalah hadiah bagi Hamas dan berisiko menciptakan proksi Iran baru, seperti halnya Jalur Gaza. Negara Palestina dengan ketentuan seperti itu akan menjadi landasan bagi penghancuran Israel, bukan koeksistensi damai. Mari kita perjelas. Palestina tidak menginginkan negara di samping Israel; mereka menginginkan negara, bukan Israel," tegas Netanyahu.

Senada dengan Netanyahu, mantan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan pengakuan negara Palestina setelah insiden 7 Oktober bukanlah diplomasi.

Menurut Bennett, pengakuan negara Palestina merupakan keruntuhan moral.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved