Kapal Induk Legendaris Rusia Pensiun, Berubah Jadi Barang Rongsokan Usai 40 Tahun Mengabdi
Kapal Rusia Admiral Kuznetsov jadi barang rongsokan lantaran struktur dan komponennya mengalami keausan, hingga memakan biaya perbaikan fantastis
Namun, setelah insiden demi insiden, anggaran perbaikan melonjak menjadi 60 miliar rubel setara 769 juta dolar AS atau Rp 11,7 triliun.
Ketua perusahaan pembuat kapal negara Rusia (USC), Andrei Kostin, menyebut biaya tersebut tak lagi sebanding dengan nilai strategis kapal.
Masalah teknis, usia tua, dan biaya pemeliharaan yang membengkak membuatnya kini lebih dianggap sebagai beban finansial ketimbang aset strategis.
“Kapal ini sudah berusia lebih dari 40 tahun, dan biayanya sangat mahal. Tidak ada gunanya memperbaikinya lagi,” ujar Andrei Kostin sebagaimana dikutip dari Newsweek.
Simbol Kebanggaan yang Berubah Jadi Beban
Di balik kontroversi dan masalah teknis yang membelitnya, kapal induk Admiral Kuznetsov tetap dianggap sebagai salah satu aset paling bersejarah dalam armada laut Rusia.
Admiral Kuznetsov awalnya dirancang untuk menjadi kebanggaan Armada Laut Utara Rusia dengan kemampuan mengangkut 2.600 awak dan lebih dari 50 pesawat.
Berbeda dengan kapal induk Amerika Serikat yang berfokus pada operasi udara, Admiral Kuznetsov menggabungkan peran kapal induk dengan kapal penjelajah.
Dilengkapi rudal anti-kapal P-700 Granit jarak jauh yang mampu menghancurkan kapal musuh tanpa perlu mengandalkan pesawat tempur.
Memiliki sistem pertahanan udara SA-N-9 Gauntlet dan rudal permukaan-ke-udara jarak menengah untuk melindungi diri dari serangan.
Menariknya kapal ini memiliki kapasitas angkut besar, mampu membawa 26 pesawat tempur sayap tetap seperti Su-33 dan MiG-29K serta 24 helikopter untuk misi anti-kapal selam.
Hingga menyediakan dek penerbangan dengan ski-jump yang dirancang untuk lepas landas pesawat tanpa menggunakan ketapel.
Dengan bobot 59.000 ton dan jangkauan operasional hingga 8.400 mil laut, kapal ini dirancang untuk proyeksi kekuatan global, terutama di Samudra Atlantik dan Laut Mediterania.
Kombinasi pesawat tempur, rudal berat, dan sistem pertahanan berlapis dirancang agar kapal ini bisa bertahan dalam pertempuran laut besar melawan kekuatan Barat.
Bahkan kapal ini pernah dikerahkan dalam misi militer besar, termasuk intervensi Rusia di Suriah, menunjukkan kemampuan logistik jarak jauh Angkatan Laut Rusia.
Analis militer menilai jika kapal ini benar-benar dibesituakan, itu akan menandai berakhirnya era kapal induk Rusia dan menjadi simbol kemunduran kekuatan laut Moskow di tengah perang Ukraina.
“Hilangnya Admiral Kuznetsov bukan hanya masalah teknis, tetapi pukulan psikologis besar terhadap prestise angkatan laut Rusia,” kata Yörük Işık, konsultan militer dari perusahaan kapal tur, Bosphorus Observer.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.