Senin, 6 Oktober 2025

Reaksi Barack Obama atas Tuduhan Donald Trump Berupaya Melakukan Kudeta pada 2016 

Barack Obama bereaksi menanggapi atas seruan Donald Trump agar ia dituntut, Obama menolak dengan tegas tuduhan Donald Trump

Editor: Muhammad Barir
YouTube CNBC-TV18
Barack Obama saat berbicara di DNC 2024. Barack Obama bereaksi menanggapi atas seruan Donald Trump agar ia dituntut, Obama menolak dengan tegas tuduhan Donald Trump bahwa ia mencoba merekayasa "kudeta" menyusul kemenangan Trump dalam pemilu 2016 dengan "memalsukan" bukti campur tangan Rusia. 

Penilaian tersebut menyimpulkan bahwa Rusia tidak terlibat dalam serangan siber terhadap infrastruktur pemilu untuk mengubah penghitungan suara, tetapi menemukan Moskow meretas dan membocorkan dokumen dari Komite Nasional Demokrat untuk merusak kampanye Clinton.

Laporan Gabbard menggunakan kesimpulan pertama itu untuk menyatakan bahwa operasi pengaruh Rusia yang lebih luas tidak terjadi, dan mengutip ringkasan harian kepresidenan Obama pada bulan Desember 2016 yang menyimpulkan tidak ada peretasan Rusia pada sistem pemilu yang ditolak sebagai bukti campur tangan politik dalam penilaian.

Pernyataan adanya campur tangan Rusia kemudian dibuktikan dalam laporan yang diterbitkan oleh penasihat khusus Robert Mueller , pada tahun 2019, dan laporan komite intelijen Senat bipartisan yang diterbitkan tahun berikutnya, yang dipimpin oleh Rubio, yang sekarang menjadi menteri luar negeri dalam pemerintahan Trump.


Seorang mantan analis CIA dan pejabat intelijen nasional, Fulton Armstrong, mengatakan kepada Guardian melalui email bahwa makalah Gabbard “jelas ditulis dengan kesimpulan yang sudah ditentukan sebelumnya”.

“Bahkan pembacaan sekilas pun menunjukkan bagaimana kebingungan antara keyakinan dan probabilitas [atas penilaian kecerdasan] – meskipun tidak disengaja – mengarah pada kecerobohan dan manipulasi,” kata Armstrong.

"Masalah yang lebih besar adalah makalah Tulsi itu benar-benar sampah. Referensinya tentang 'pejabat negara bagian dalam' itu amatiran, konyol, dan meremehkan keseluruhan dokumen terkutuk itu."

"Dia pintar menggunakan preseden buruk dan kebingungan untuk memperkuat argumennya, tetapi isu seperti manipulasi Rusia terhadap pemilu AS, dengan begitu banyak analis dari beragam budaya organisasi, hampir pasti akan menyisakan cukup banyak informasi yang tidak perlu sehingga siapa pun yang ingin melakukan pekerjaan politik berat sebelah dapat menemukan cukup banyak informasi untuk mengisi makalah 11 halaman."

 


SUMBER: THE GUARDIAN

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved