Minggu, 5 Oktober 2025

Top Rank

10 Negara Dengan Suhu Paling Panas 2025, Indonesia Masuk Peringkat Berapa?

10 negara yang masuk daftar wilayah dengan suhu tahunan paling panas di dunia selama tahun 2025. Indonesia masuk peringkat ke-69 secara global

Tangkap layar Weather
SUKU TERPANAS - 10 negara yang masuk daftar wilayah dengan suhu tahunan paling panas di dunia selama tahun 2025. Indonesia masuk peringkat ke-69 secara global dengan suhu rata-rata tahunan mencapai 25,9°C 

TRIBUNNEWS.COM – Tahun 2025 mencatat lonjakan suhu tahunan global yang mengkhawatirkan, dengan beberapa negara di kawasan Afrika dan Timur Tengah mengalami rekor suhu rata-rata melebihi 29°C.

Menurut laporan World Meteorological Organization (WMO) yang dirilis Mei 2025, ada peluang 80 persen bahwa satu tahun dalam periode 2025–2029 akan menjadi tahun terpanas melebihi rekor 2024.

WMO juga mencatat bahwa pemanasan Arktik akan berlangsung lebih cepat sekitar 2,4 °C di atas rata‑rata demografis 1991‑2020 selama musim dingin mendatang.

Adapun Burkina Faso, Mali, dan Qatar menjadi negara dengan suhu tahunan tertinggi, memicu peringatan serius soal dampak perubahan iklim ekstrem.

Sementara itu, Indonesia masuk dalam daftar, menempati peringkat ke-69 secara global.

Penyebab utama lonjakan suhu global adalah akumulasi gas rumah kaca di atmosfer, seperti karbon dioksida (CO₂), metana (CH₄), dan nitrous oxide (N₂O).

Tanpa tindakan global yang cepat dan terkoordinasi, suhu bumi diprediksi akan terus meningkat, dengan dampak yang semakin parah terhadap kesehatan, lingkungan, dan stabilitas ekonomi dunia.

Fenomena ini menambah tekanan terhadap ketahanan pangan, kesehatan, dan ketersediaan air bersih di banyak negara tropis.

10 Negara Dengan Suhu Paling Panas 2025

Menurut data iklim terbaru yang dikutip dari sejumlah sumber, berikut daftar 10 negara dengan suhu tahunan paling panas di dunia selama tahun 2025.

1. Burkina Faso – 29,3°C

Baca juga: 10 Negara dengan Pemerintahan Paling Transparan di Dunia, Eropa Mendominasi

Mengutip dari World Population Review, wilayah ini secara geografis berada di wilayah Sahel, perbatasan antara gurun Sahara dan wilayah tropis Afrika Barat.

Kawasan ini dikenal dengan musim kering yang panjang, karena rendahnya curah hujan, serta hembusan angin kering dari gurun Sahara yang dikenal sebagai harmattan.

Tahun ini, perubahan iklim menyebabkan musim kering berlangsung lebih lama dari biasanya, mendorong suhu Burkina Faso berada di atas ambang normal.

2. Mali – 28,8°C

Menyusul Burkina Faso, Mali mencatat suhu rata-rata tahunan sebesar 28,8 derajat Celsius.

Wilayah utara Mali yang mencakup gurun Sahara menjadi pusat panas ekstrem, dengan permukaan tanah yang menyerap dan memantulkan sinar matahari sepanjang hari.

Kombinasi panas ekstrem dan rendahnya vegetasi membuat panas terperangkap di atmosfer bawah, memperparah kondisi iklim di negara tersebut.

3. Aruba – 29,2°C

Berbeda dengan dua negara sebelumnya yang berbasis daratan, posisi ketiga ditempati oleh Aruba, sebuah pulau kecil di Laut Karibia.

Suhu rata-rata di sana mencapai 29,2 derajat Celsius. Sebagai negara kepulauan tropis, Aruba tidak memiliki variasi musim yang signifikan.

Kelembaban tinggi dan sinar matahari yang nyaris konstan sepanjang tahun menjadikan udara di pulau ini hangat dan lembab setiap saat.

Naiknya suhu permukaan laut yang mengelilingi pulau juga memperparah efek pemanasan udara.

4. Senegal – 28,9°C

Senegal sendiri terletak di Afrika Barat dan masuk ke dalam zona Sahel, wilayah ini menjadi salah satu negara terpanas di dunia tahun 2025 karena kombinasi beberapa faktor.

Diantaranya karena letak geografis di wilayah Sahel, pengaruh angin panas dari Sahara, minimnya vegetasi, serta musim kering yang panjang dan intens.

Semua faktor ini diperparah oleh perubahan iklim global, yang membuat suhu tahunan negara ini terus meningkat dan menjadi ancaman nyata terhadap lingkungan, pertanian, dan kesehatan penduduknya.

5. Mauritania – 28,8°C

Mauritania yang terletak di Afrika Utara termasuk dalam daftar negara dengan suhu rata-rata tertinggi di dunia tahun 2025 karena karakteristik geografisnya yang ekstrem.

Dimana Sekitar 90 persen wilayah Mauritania terdiri dari gurun pasir, menjadikannya bagian integral dari kawasan Sahara. Sebagai salah satu negara yang paling kering dan gersang di Afrika Utara.

Mauritania tidak memiliki variasi musim yang signifikan seperti negara beriklim sedang.

Sebagian besar wilayahnya mengalami musim panas hampir sepanjang tahun, dengan kelembaban sangat rendah.

Kota-kota di bagian selatan seperti Kiffa dan Kaédi bahkan mencatatkan suhu malam hari yang tetap tinggi, membuat udara terasa panas secara terus-menerus tanpa jeda pendinginan.

6. Tuvalu – 28,6°C

Fenomena serupa juga terjadi di Tuvalu, sebuah negara kecil di Samudra Pasifik.

Meskipun berbeda secara geografis dari negara-negara gurun, Tuvalu mencatat suhu rata-rata tahunan sebesar 28,6 derajat Celsius.

Sebagai negara kepulauan tropis, Tuvalu dikelilingi oleh laut hangat yang mempengaruhi suhu udara.

Kenaikan suhu laut akibat pemanasan global telah menciptakan pola cuaca yang membuat suhu udara sulit menurun, bahkan di malam hari.

7. Djibouti – 28,5°C

Djibouti, negara kecil di kawasan Tanduk Afrika, tercatat sebagai salah satu negara dengan suhu rata-rata tahunan tertinggi di dunia tahun 2025.

Meskipun wilayahnya tidak sebesar negara-negara lain dalam daftar, Djibouti menghadapi kombinasi unik antara kondisi geografis ekstrem, iklim gurun yang keras, dan tekanan perubahan iklim global.

Minimnya tumbuhan membuat permukaan tanah tidak mampu menyerap atau menyimpan air maupun panas secara efisien, menyebabkan panas matahari dipantulkan langsung ke udara.

Hal ini menciptakan efek pemanasan ganda karena sinar matahari langsung ditambah pantulan panas dari tanah. Alasan tersebut yang membuat negara ini semakin panas dari tahun ke tahun.

8. Gambia – 28,4°C

Gambia terletak di kawasan sub-Sahara Afrika, tepatnya dalam wilayah iklim tropis kering dan savana.

Negara ini dikelilingi sepenuhnya oleh Senegal dan terbentang sepanjang Sungai Gambia.

Letaknya yang berada cukup dekat dengan zona Sahel, wilayah transisi menuju gurun Sahara membuat Gambia sering terdampak oleh gelombang panas dari utara, terutama saat musim kemarau panjang.

Kondisi diperparah lantaran Gambia jadi wilayah yang terdampak angin kering Harmattan, yang berasal dari gurun Sahara.

Angin ini biasanya muncul selama musim dingin di belahan utara, namun bagi Gambia, angin tersebut membawa udara sangat kering, penuh debu, dan bersuhu tinggi.

Kombinasi antara rendahnya kelembaban dan intensitas panas yang tinggi menjadikan udara Gambia terasa lebih panas dan menyesakkan, terutama di daerah pedalaman.

9. Maldives – 28,1°C

Sementara itu, Maladewa, yang dikenal sebagai destinasi wisata tropis, tidak luput dari sorotan dengan suhu tahunan rata-ratanya mencapai 28,1 derajat Celsius.

Adapun sebagai negara kepulauan, suhu udara di Maladewa sangat dipengaruhi oleh suhu permukaan laut di sekitarnya.

Pada 2025, suhu laut di Samudra Hindia bagian tengah dan selatan mengalami pemanasan drastis akibat fenomena El Niño dan perubahan iklim global.

Ketika laut menghangat, udara di atasnya juga menjadi lebih panas dan lembap, memicu efek rumah kaca lokal yang meningkatkan suhu udara secara konsisten.

10. Benin - 27,9 °C

Negara kecil di Afrika Barat yang berbatasan dengan Nigeria di timur dan Togo di barat, masuk dalam daftar negara dengan suhu rata-rata tahunan tertinggi pada tahun 2025. enin – 27,9°C

Meskipun wilayahnya tidak langsung berada di gurun Sahara, Benin tetap mengalami panas ekstrem karena faktor geografis, perubahan iklim, serta perubahan tata guna lahan yang memperparah kondisi lingkungan lokal.

Saat musim kemarau, suhu udara di bagian utara dan tengah Benin bisa dengan mudah melampaui 40°C, dengan kelembaban rendah dan paparan sinar matahari ekstrem.

Menjadikan Benin masuk dalam daftar negara terpanas di dunia tahun 2025.

(Tribunnews.com / Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved