Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Renggut 92 Nyawa Pencari Bantuan di Gaza, 19 Warga Palestina Lainnya Tewas karena Kelaparan

Pasukan Israel menembak 92 warga Palestina yang mencari bantuan di Gaza. Sementara itu, 19 lainnya dilaporkan meninggal akibat kelaparan.

RNTV/TangkapLayar
KEHANCURAN TOTAL - Foto tangkap layar RNTV pada Senin (14/7/2025) yang menunjukkan kehancuran total di Jalur Gaza akibat bombardemen Israel. Dari meja perundingan, negosiasi gencatan senjata Israel dan Hamas di Qatar kembali menemui jalan buntu. Israel bersikukuh mempertahankan pasukannya di sekitar 40 persen wilayah Gaza. Pasukan Israel menembak 92 warga Palestina yang mencari bantuan di Gaza. Sementara itu, 19 lainnya dilaporkan meninggal akibat kelaparan. 

TRIBUNNEWS.COM - Sedikitnya 92 warga Palestina dilaporkan tewas setelah ditembak pasukan Israel saat berusaha mencari bantuan makanan di Gaza.

Sementara itu, 19 orang lainnya, termasuk anak-anak, meninggal dunia akibat kelaparan dalam satu hari terakhir.

Menurut laporan Al Jazeera pada Sabtu (20/7/2025), sebanyak 79 orang tewas di Gaza utara, dekat perlintasan Zikim.

Sementara 13 orang lainnya ditembak saat berada di dua titik distribusi bantuan di Rafah dan Khan Younis, wilayah selatan Gaza.

Kementerian Kesehatan Gaza juga mengonfirmasi bahwa 19 warga meninggal karena kelaparan pada hari yang sama, termasuk sejumlah anak-anak.

Pihak kementerian memperingatkan bahwa ratusan orang lainnya, khususnya anak-anak dan perempuan, berada dalam kondisi kritis akibat kekurangan gizi yang parah.

Penembakan saat Konvoi Bantuan Datang

Pasukan Israel mengakui melakukan penembakan di Zikim, dengan dalih menanggapi "ancaman langsung terhadap pasukan".

Tidak ada bukti untuk menguatkan klaim tersebut.

Program Pangan Dunia PBB (WFP) membantah pernyataan Israel dan menyebut para korban adalah warga sipil yang hanya mencoba mendapatkan makanan.

Penembakan disebut terjadi tidak lama setelah 25 truk bantuan melintasi pos Zikim.

Baca juga: Kekejian Israel Berlanjut, 30 Lebih Warga Gaza Tewas Ditembak saat Cari Bantuan Makanan

"Kerumunan warga sipil yang menunggu bantuan ditembaki oleh tank, penembak jitu, dan senjata lainnya," kata WFP.

WFP memperingatkan bahwa Gaza kini menghadapi tingkat kelaparan yang "belum pernah terjadi sebelumnya'.

Hampir sepertiga populasi tidak makan selama berhari-hari, dan sekitar 90.000 perempuan serta anak-anak memerlukan perawatan gizi darurat.

Kondisi Kemanusiaan Memburuk

Direktur Lembaga Bantuan Medis Palestina di Gaza, Dr Mohammed Abu Afash, mengatakan jumlah pasien kelaparan yang datang ke rumah sakit terus meningkat, tetapi fasilitas kesehatan kekurangan sumber daya.

"Kita sedang menuju ke tempat yang tidak diketahui. Malnutrisi pada anak-anak telah mencapai tingkat tertinggi," ujarnya kepada Al Jazeera.

Laporan menyebut bayi berusia 35 hari di Gaza City dan anak berusia empat bulan di Deir el-Balah meninggal karena gizi buruk.

Titik Bantuan Jadi Sasaran Serangan

Di Rafah, sembilan orang tewas saat menunggu bantuan, dan empat lainnya terbunuh di Khan Younis.

Seorang penyintas, Rizeq Betaar, mengatakan tidak ada ambulans atau bantuan yang datang setelah penembakan.

“Tidak ada makanan, tidak ada kehidupan. Kami hampir tidak bisa bertahan,” katanya.

Di Gaza selatan, pasukan Israel kembali menembaki titik distribusi bantuan yang dijalankan oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF), menyebabkan 13 orang tewas.

Sejak Mei, hampir 1.000 warga Palestina tewas di lokasi bantuan GHF.

Kecaman Internasional

Baca juga: Media Israel Terbitkan Detail Proposal Terbaru untuk Gencatan Senjata 60 Hari di Gaza, Apa Saja?

Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) mengecam keras pembantaian warga Palestina yang kelaparan.

"Ini bukan sekadar tragedi kemanusiaan, tapi dakwaan terhadap tatanan politik Barat," kata Direktur Eksekutif Nasional CAIR, Nihad Awad.

Philippe Lazzarini, kepala UNRWA, menyebut kelaparan di Gaza sebagai krisis buatan manusia.

“Makanan tersedia hanya beberapa kilometer jauhnya, tetapi tidak bisa masuk,” ujarnya.

UNRWA menyatakan punya cukup persediaan di perbatasan untuk memberi makan seluruh Gaza selama tiga bulan, namun Israel telah memblokir distribusi bantuan sejak 2 Maret.

Genosida Gaza

Sudah 651 hari serangan Israel berlangsung di Jalur Gaza.

Dikutip dari Middle East Monitor, berdasarkan pembaruan terakhir pada 19 Juli 2025, jumlah korban jiwa terus meningkat tajam.

Sebanyak 58.765 orang dilaporkan tewas sejak agresi dimulai.

Selain itu, 140.485 orang mengalami luka-luka, banyak di antaranya menderita cacat permanen.

Lebih dari 11.000 orang dinyatakan hilang, diduga terkubur di bawah reruntuhan atau belum ditemukan.

Laporan ini menambah keprihatinan dunia internasional atas krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza.

Banyak pihak menyebut situasi ini sebagai bentuk genosida terhadap rakyat Palestina.

(Tribunnews.com/ Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved