Konflik Rusia Vs Ukraina
Serangan Rusia Tewaskan 2 Warga di Dobropillia Ukraina, Trump Desak Gencatan Senjata
Rusia menggempur pusat perbelanjaan di Dobropillia, Ukraina. Dua orang tewas, 22 luka. Trump minta Moskow akhiri serangan sebelum batas waktu 50 hari.
TRIBUNNEWS.COM - Serangan udara Rusia menghantam pusat perbelanjaan dan pasar di kota Dobropillia, wilayah Donetsk, Ukraina timur pada Rabu (16/7/2025).
Agresi tersebut menewaskan dua orang dan melukai 22 lainnya.
Menurut Gubernur Donetsk Vadym Filashkin, bom seberat 500 kilogram dijatuhkan saat warga sedang berbelanja pada pukul 17.20 waktu setempat.
"Penjajah menjatuhkan bom saat Dobropillia sedang ramai. Banyak orang sedang berbelanja," ujar Filashkin melalui televisi Ukraina.
Ia menambahkan, delapan blok apartemen dan delapan mobil hancur akibat serangan tersebut.
Api berkobar di sekitar lokasi dengan asap tebal membubung tinggi, sementara petugas pemadam kebakaran bekerja keras memadamkan kobaran api.
Filashkin menyebut kemungkinan masih ada orang yang terjebak di dalam pusat perbelanjaan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut serangan itu sebagai aksi teror tanpa logika militer.
“Ini adalah teror Rusia yang mengerikan dan bodoh. Tidak ada logika militer di balik serangan mereka, hanya upaya untuk merenggut nyawa sebanyak mungkin,” kata Zelensky dalam pidatonya pada Rabu malam.
Serangan Massif Rusia ke Berbagai Kota
Serangan di Dobropillia merupakan bagian dari gelombang pengeboman besar-besaran Rusia yang terjadi sejak Selasa (15/7/2025) malam hingga Rabu (16/7/2025) pagi.
Baca juga: Janji Palsu Trump ke Ukraina: Beri Rudal Patriot, Kini Lempar Tanggung Jawab ke Eropa
Angkatan Udara Ukraina melaporkan bahwa Rusia meluncurkan sekitar 400 pesawat nirawak Shahed dan satu rudal balistik, serta sejumlah drone pengalih, ke berbagai wilayah seperti Kharkiv, Kryvyi Rih, Vinnytsia, dan Odesa.
Trump Desak Kesepakatan Damai dalam 50 Hari
Serangan ini juga menjadi ujian terhadap ultimatum Presiden AS Donald Trump yang disampaikan pada awal pekan ini.
Trump mendesak Rusia dan Ukraina untuk mencapai kesepakatan damai dalam waktu 50 hari, atau Kremlin akan menghadapi sanksi lebih berat dari Washington.
Trump juga berjanji akan mengirim lebih banyak sistem pertahanan udara seperti Patriot ke Ukraina.
Pernyataan ini merupakan komentar publik terkeras Trump terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin sejak kembali menjabat di Gedung Putih hampir enam bulan lalu.
Kekhawatiran atas Ultimatum AS
Sumber: TribunSolo.com
Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Diduga Militerisasi 35 Ribu Anak Ukraina, Dilatih Merakit Drone |
---|
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.302: Denmark Beli Senjata Presisi Cegah Ancaman Rusia |
---|
Balas Dendam, Intelijen Ukraina Akui Jadi Pelaku Ledakan di Dekat Vladivostok Rusia |
---|
Ditonton Perwira AS, Rusia dan Belarus Gelar Simulasi Serangan Nuklir yang Bikin NATO Meriang |
---|
Putin Berseragam Militer, Pantau Latihan Gabungan Rusia-Belarusia |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.