Selasa, 7 Oktober 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Prabowo Telponan dengan Trump: Kami Sepakat Bawa Perdagangan ke Era Baru yang Menguntungkan

Prabowo dan Trump sepakat lewat telepon bawa hubungan dagang RI-AS ke era baru dengan tarif lebih rendah.

Instagram Presiden RI Prabowo Subianto,
TARIF 19 PERSEN. Foto dari Instagram Presiden RI Prabowo Subianto, Rabu (16/7/2025). Prabowo menyampaikan dirinya berbincang melalui telepon dengan Presiden AS Donald Trump. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Indonesia, Prabowo Subianto mengumumkan dirinya melakukan percakapan telepon dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump

Prabowo menyebut percakapannya dengan Trump berlangsung sangat baik.

Dalam pembicaraan itu, Prabowo dan Trump sepakat mendorong hubungan perdagangan antara Indonesia dan AS ke arah yang lebih erat, saling menguntungkan, dan menandai dimulainya “era baru” kerja sama dagang kedua negara.

Lewat unggahan di akun Instagram resminya, Prabowo menegaskan komitmen untuk memperkuat kemitraan strategis dengan AS, yang menjadi salah satu mitra dagang terbesar Indonesia.

Ia juga menyebut Presiden Trump secara khusus menitipkan salam hangat kepada seluruh rakyat Indonesia sebagai bentuk persahabatan antarbangsa.

“Kami sepakat untuk membawa hubungan perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat ke era baru yang saling menguntungkan bagi kedua negara kita yang besar,” tulis Prabowo, seperti diunggah pada akun Instagram @prabowo.

Tarif 19 Persen

Seperti yang diberitakan, Presiden AS Donald Trump pada Selasa (15/7/2025) mengumumkan dirinya telah menyetujui kesepakatan dagang dengan Indonesia.

Trump mengatakan tarif impor yang semula diancam setinggi 32 persen pada barang-barang Indonesia akan dipangkas menjadi 19 persen, dengan imbalan akses penuh untuk produk Amerika ke pasar Indonesia.

“Mereka akan membayar 19 persen dan kami tidak akan membayar apa pun... kami akan memiliki akses penuh ke Indonesia,” tulis Trump di Truth Social.

Trump juga mengklaim sebagai bagian dari kesepakatan itu, Indonesia berkomitmen membeli energi AS senilai 15 miliar dolar, produk pertanian Amerika senilai 4,5 miliar dolar, dan 50 pesawat Boeing.

Baca juga: Trump Klaim Indonesia Setuju Bayar Tarif 19 Persen dan Beli 50 Pesawat Boeing

BBC melaporkan angka-angka tersebut sebenarnya lebih rendah dari proyeksi nilai transaksi yang dibahas dalam perundingan sebelumnya, namun tetap dinilai signifikan untuk memperkuat hubungan dagang.

Kesepakatan ini muncul setelah berbulan-bulan ketegangan terkait kebijakan tarif AS yang lebih agresif.

Gedung Putih sempat mengirim surat peringatan ke banyak negara, termasuk Indonesia, mengenai rencana penerapan tarif baru hingga 32 persen mulai 1 Agustus.

Ancaman tersebut sempat membuat pejabat Indonesia bingung, mengingat negosiasi sebelumnya dianggap sudah mendekati kesepakatan.

Hubungan dagang Indonesia-AS tergolong signifikan meskipun tidak sebesar mitra dagang utama Indonesia di kawasan Asia.

Data perdagangan menunjukkan Indonesia menduduki peringkat ke-23 mitra dagang terbesar Amerika Serikat.

Tahun lalu, nilai ekspor Indonesia ke AS mencapai sekitar 28 miliar dolar, terutama berupa pakaian jadi, alas kaki, minyak sawit, serta elektronik.

AS mengalami defisit hampir 18 miliar dolar dalam perdagangan barang dengan Indonesia.

Profesor Stephen Marks dari Pomona College California menilai keuntungan bagi Indonesia dalam pakta ini cenderung lebih bersifat politis daripada ekonomi.

“AS merupakan importir signifikan dari Indonesia, meskipun tidak sebesar beberapa mitra dagangnya di Asia,” katanya dikutip BBC.

“Tentunya, AS mengimpor sejumlah produk utama seperti elektronik, pakaian jadi, alas kaki, serta minyak sawit yang digunakan dalam kosmetik.”

Trump sendiri belakangan mendorong kesepakatan dagang serupa dengan sejumlah negara lain.

Selain Indonesia, pemerintah AS mengumumkan telah mencapai perjanjian dengan Inggris, Tiongkok, dan Vietnam.

Namun dalam banyak kasus, tarif impor tinggi terhadap produk AS tetap diberlakukan, sementara sejumlah isu kunci belum terselesaikan secara permanen.

Baca juga: Trump Potong Tarif Impor Indonesia Jadi 19 Persen, Petani AS Diuntungkan

Everett Eissenstat, mitra di firma hukum Squire Patton Boggs sekaligus mantan penasihat ekonomi Gedung Putih pada masa pemerintahan Trump pertama, memperkirakan masih akan ada lebih banyak kesepakatan dagang diumumkan dalam waktu dekat.

“Bagi pemerintah, yang terbaik adalah hadir di meja perundingan daripada meninggalkannya,” ujarnya kepada BBC.

(Tribunnews.com/ Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved