Penjualan Bayi ke Singapura
Di Balik Penjualan Bayi ke Singapura dan Rendahnya Angka Kelahiran
Harga satu bayi dipatok Rp11 juta hingga Rp16 juta, tergantung kondisi dan kebutuhan calon pembeli.
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Polisi berhasil membongkar sindikat penjualan bayi di Kota Bandung, Jawa Barat.
Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jabar menyelamatkan enam bayi usia kisaran tiga sampai empat bulan yang hendak dijual tersangka ke Singapura.
Sebanyak 24 bayi dijual.
Beberapa diantaranya sudah dipesan sejak dalam kandungan.
Harga satu bayi dipatok Rp11 juta hingga Rp16 juta, tergantung kondisi dan kebutuhan calon pembeli.
Enam dari 24 bayi tersebut berhasil diselamatkan saat hendak dikirim ke rumah sakit untuk pemeriksaan kesehatan di RS Sartika Asih, Bandung, Selasa (15/7/2025).
Dirreskrimum Polda Jabar, Kombes Pol Surawan menegaskan pihaknya masih melakukan pengembangan terkait bayi-bayi yang ada di Singapura atau telah terjual di sana.
"Kami akan bekerjasama dengan Interpol untuk tangani bayi yang sudah dijual di negara tetangga. Kasus ini sih awalnya dari laporan salahsatu orangtua yang anaknya diculik, kemudian dikembangkan dari keterangan tersangka yang ada di Jabar," katanya.
Angka kelahiran turun di Singapura
Angka kelahiran di Singapura terus menurun setiap tahun dan mencapai rekor terendah sebesar 0,97 pada tahun 2024.
Angka kelahiran negara itu turun di bawah 1,0 untuk pertama kalinya pada tahun 2023.
Pemerintah Singapura bahkan mengimbau para pasangan di negara itu untuk "menambahkan seekor naga kecil" ke dalam keluarga mereka.
Orang Tionghoa menganggap kelahiran anak di Tahun Naga sebagai pertanda keberuntungan.
Tahun naga secara historis telah memacu angka kelahiran yang lebih tinggi, tetapi hal itu tidak terjadi pada tahun 2024.
Data awal menunjukkan ada 30.800 kelahiran penduduk tahun 2022, naik sedikit dari 30.500 pada tahun 2023.
Rendahnya angka kelahiran di Singapura dan populasinya yang menua memiliki implikasi signifikan terhadap ekonomi dan masyarakatnya.
Menangani angka kelahiran tetap menjadi "prioritas nasional", karena akan semakin sulit mempertahankan pertumbuhan ekonomi seiring melambatnya pertumbuhan tenaga kerja lokal.
Pada tahun 2024, Singapura memberikan kewarganegaraan kepada sekitar 24.000 orang, termasuk 1.400 anak yang lahir di luar negeri dari orang tua warga negara Singapura.
Singapura juga memberikan status penduduk tetap kepada sekitar 35.000 orang.
Jumlah rata-rata tahunan warga negara baru dan penduduk tetap selama lima tahun terakhir sedikit lebih tinggi daripada lima tahun sebelumnya.
Sumber: Tribunnews.com/CNA
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.