Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Oposisi Israel Kecam Rencana Netanyahu Bangun Kota Kemanusiaan di Rafah Gaza

Pemimpin oposisi Israel kritik rencana Netanyahu alokasikan 15 miliar shekel untuk kota kemanusiaan di Rafah.

Tangkapan Layar YouTube ABC News
PERBATASAN RAFAH - Tangkapan Layar YouTube ABC News yang diambil pada Kamis (14/2/2025) yang menunjukkan truk-truk bantuan mulai menyeberang dari Mesir ke Gaza melalui Perbatasan Rafah. Bentuk persiapan Mesir adalah dengan mengirimkan puluhan buldoser dan kendaraan kontruksi ke perbatasan Rafah pada hari Kamis (13/2/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Para pemimpin oposisi Israel geram dengan rencana pembangunan kota kemanusiaan di Kota Rafah, Jalur Gaza.

Pada Senin (14/7/2025), oposisi mengencam keras pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang berencana mengalokasikan 15 miliar shekel sekitar 64 triliun rupiah untuk membangun kota kemanusiaan bagi warga Gaza di Rafah.

Anadolu Agency melaporkan kritik ini muncul setelah Menteri Pertahanan Israel bernama Israel Katz mengumumkan rencana memindahkan seluruh penduduk Rafah ke zona baru yang disebut “kota kemanusiaan”.

Katz sebelumnya mengatakan seluruh penduduk akan dipindahkan ke area tersebut, lalu diizinkan beremigrasi ke negara lain.

Para pejabat Israel memperkirakan proyek itu menelan biaya 2,7–4 miliar dolar AS, dengan hampir seluruh biaya ditanggung Israel pada tahap awal.

“Dengan biaya 15 miliar shekel untuk kota kemanusiaan di Rafah, kita bisa mengurangi jumlah siswa di kelas, menurunkan harga bahan bakar dan transportasi umum, serta mensubsidi penitipan anak dan taman kanak-kanak,” kata pemimpin oposisi Yair Lapid di X, dikutip Anadolu.

Lapid menuduh Netanyahu membiarkan para menteri sayap kanan mengejar “fantasi ekstrem” dan menyarankan agar uang itu dipakai untuk mengakhiri perang serta memulangkan para sandera.

Ketua Partai Demokrat Israel Yair Golan juga mengkritik rencana itu sebagai “delusi mesianik”.

Ia menyebut pemerintah lebih memilih menghamburkan uang pada proyek gagal daripada membangun kembali rumah sakit yang hancur akibat perang.

Middle East Monitor melaporkan Benny Gantz, mantan menteri kabinet perang dan ketua Partai Persatuan Nasional, menuduh Netanyahu memprioritaskan politik koalisi daripada keamanan dalam negeri.

Gantz kembali menyerukan pembentukan “pemerintahan konsensus nasional” untuk menggantikan “menteri-menteri ekstremis”.

Baca juga: Kabinet Israel Retak, Ben Gvir akan Mundur jika Ada Gencatan Senjata Gaza

Mantan Menteri Pertahanan dan pemimpin Partai Yisrael Beiteinu, Avigdor Lieberman, mengatakan pemerintah lebih memilih mengirim uang pajak ke Hamas lewat proyek tersebut ketimbang memperkuat militer dan mendukung warga sipil.

Jumlah Korban Tewas Perang Israel-Hamas

Sudah 645 hari perang berlangsung di Jalur Gaza.

Dikutip dari Middle East Monitor, data terakhir per 13 Juli 2025 menunjukkan jumlah korban terus meningkat drastis.

Sebanyak 58.026 orang dilaporkan tewas. Jumlah korban luka mencapai 138.520 orang.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved