Konflik Palestina Vs Israel
Ajudan Netanyahu Hadapi Dakwaan atas Kebocoran Data Intelijen Israel soal Gaza, Jaksa Ungkap Tujuan
Menurut Jaksa Agung Israel, ajudan Netanyahu diduga membocorkan informasi militer rahasia selama perang Israel di Gaza.
Namun, Netanyahu dengan tegas membantahnya.
Ia berulang kali mengatakan bahwa Hamas harus disalahkan atas gagalnya perundingan, sementara kelompok militan itu mengatakan Israel yang bersalah karena tidak mencapai kesepakatan.
Empat dari enam sandera yang dibunuh ada dalam daftar lebih dari 30 tawanan yang akan dibebaskan Hamas jika gencatan senjata dicapai, menurut seorang pejabat pertahanan saat itu.
Gencatan senjata selama dua bulan dicapai pada bulan Januari tahun ini dan mencakup pembebasan 38 sandera sebelum Israel melanjutkan serangan di Gaza.
Kedua belah pihak saat ini sedang terlibat dalam negosiasi tidak langsung di Doha, yang bertujuan untuk mencapai gencatan senjata lainnya.
Israel Bersikeras Pertahankan Pasukannya di Gaza
Diberitakan AP News, saat Israel dan Hamas semakin dekat ke kesepakatan gencatan senjata, Israel mengatakan ingin mempertahankan pasukan di koridor selatan Jalur Gaza — suatu kondisi yang dapat menggagalkan perundingan.
Seorang pejabat Israel mengatakan isu yang menonjol dalam negosiasi tersebut adalah keinginan Israel untuk mempertahankan pasukan di wilayah tersebut selama gencatan senjata 60 hari, termasuk di poros timur-barat yang disebut Israel sebagai koridor Morag.
Pejabat tersebut berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang berbicara kepada media tentang negosiasi tersebut.
Baca juga: Hamas Tolak Kendali Israel di Jalur Gaza, Netanyahu Ngotot Bubarkan Hamas

Mempertahankan pijakan di koridor Morag merupakan elemen kunci dalam rencana Israel untuk mengusir ratusan ribu warga Palestina ke selatan menuju sebidang tanah sempit di sepanjang perbatasan dengan Mesir, ke tempat yang disebutnya sebagai “kota kemanusiaan.”
Para kritikus khawatir tindakan tersebut merupakan pendahulu relokasi paksa sebagian besar penduduk Gaza yang berjumlah sekitar 2 juta orang, dan bagian dari rencana pemerintah Israel untuk mempertahankan kendali jangka panjang atas wilayah tersebut.
Hamas, yang masih menyandera puluhan orang dan menolak seruan Israel untuk menyerah, menginginkan Israel menarik semua pasukannya sebagai bagian dari gencatan senjata permanen.
Hamas dengan tegas menentang keberadaan Israel yang berkelanjutan di Gaza.
Sebagai bagian dari gencatan senjata yang diusulkan, Israel dan Hamas akan menahan tembakan selama 60 hari, di mana selama waktu tersebut sejumlah sandera akan dibebaskan dan lebih banyak bantuan akan memasuki Gaza.
Tuntutan Israel sebelumnya untuk mempertahankan pasukan di koridor terpisah menghambat kemajuan kesepakatan gencatan senjata selama berbulan-bulan.
Baca juga: Pulang ke Israel, Netanyahu Akhiri Kunjungan ke AS: Semoga Kesepakatan Tercapai dalam Beberapa Hari
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak berkomentar mengenai bagaimana koridor Morag memengaruhi perundingan gencatan senjata.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.