Konflik Palestina Vs Israel
Gencatan Senjata dengan Hamas Terancam Gagal, Israel Intensifkan Serangan
Perundingan gencatan senjata 60 hari dengan Hamas terancam gagal, Israel kini mengintensifkan serangan di wilayah Gaza.
TRIBUNNEWS.COM - Perundingan gencatan senjata antara Israel dengan Hamas terancam gagal.
Terancamnya kegagalan perundingan gencatan senjata tersebut terjadi setelah banyak pihak terpecah mengenai sejauh mana penarikan pasukan Israel dari Gaza.
Perundingan tidak langsung mengenai usulan AS untuk gencatan senjata 60 hari berlanjut sepanjang hari Sabtu (12/7/2025).
Delegasi dari Israel dan Hamas telah berada di Qatar untuk mendorong kesepakatan yang mencakup pembebasan sandera secara bertahap, penarikan pasukan Israel, dan diskusi tentang cara mengakhiri perang.
Pejabat Israel menyalahkan kebuntuan ini pada Hamas, yang menurutnya "tetap keras kepala, berpegang teguh pada posisi yang tidak memungkinkan para mediator untuk mencapai kesepakatan".
Di sisi lain, Hamas sebelumnya menyalahkan tuntutan Israel atas terhambatnya kesepakatan tersebut.
Mengutip Reuters, sebuah sumber Palestina mengatakan, Hamas telah menolak peta penarikan yang diusulkan Israel.
Dalam peta tersebut, Israel berencana menarik pasukannya sekitar 40 persen dari wilayah Gaza, termasuk seluruh wilayah selatan Rafah dan wilayah lebih jauh di Gaza utara dan timur.
Dua sumber Israel mengatakan Hamas ingin Israel mundur ke garis yang dipertahankannya dalam gencatan senjata sebelumnya sebelum memperbarui serangannya pada bulan Maret.
Sumber Palestina tersebut mengatakan masalah bantuan dan jaminan berakhirnya perang juga menjadi tantangan.
Krisis ini dapat diselesaikan dengan intervensi AS yang lebih besar, kata sumber tersebut.
Baca juga: Israel Panik, Data Intelijen Elit Bocor, Ribuan Identitas Pasukan Rahasia Israel Terungkap
Hamas telah lama menuntut kesepakatan untuk mengakhiri perang sebelum membebaskan sandera yang tersisa.
Sementara Israel bersikeras akan mengakhiri pertempuran hanya ketika semua sandera dibebaskan dan Hamas dibubarkan sebagai kekuatan tempur dan pemerintahan di Gaza.
Israel Intensifkan Serangan ke Gaza
Sebanyak 59 warga Palestina di Gaza dilaporkan tewas setelah militer Israel melepaskan tembakan di dekat pusat bantuan.
Palang Merah mengatakan, 25 orang "dinyatakan meninggal saat tiba" dan "enam lainnya meninggal setelah dirawat" menyusul tembakan di dekat pusat distribusi bantuan di kota Gaza selatan.
Organisasi kemanusiaan tersebut menambahkan, mereka juga menerima 132 pasien yang "menderita cedera akibat senjata" setelah insiden tersebut.
"Sebagian besar pasien ini menderita luka tembak, dan semua individu yang tanggap melaporkan bahwa mereka berusaha mengakses lokasi distribusi makanan," kata Palang Merah Internasional, dikutip dari Sky News.
Organisasi tersebut mengatakan jumlah kematian ini menandai "gelombang kematian terbesar" yang dialami rumah sakit lapangan Rafah sejak mulai beroperasi pada bulan Mei tahun lalu.
Baca juga: Warga AS Tewas Dipukuli Pemukim Israel di Tepi Barat, Keluarga Minta Pemerintah AS Bertindak Tegas
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pihaknya melepaskan "tembakan peringatan" di dekat lokasi distribusi bantuan tetapi akibatnya "tidak mengetahui adanya individu yang terluka".
"Sebelumnya hari ini, beberapa tersangka diidentifikasi mendekati pasukan IDF yang beroperasi di wilayah Rafah, menimbulkan ancaman bagi pasukan, ratusan meter dari lokasi distribusi bantuan."
"Pasukan IDF beroperasi untuk mencegah para tersangka mendekati mereka dan melepaskan tembakan peringatan," tulis IDF dalam pernyataannya.
(Tribunnews.com/Whiesa)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.