Senin, 29 September 2025

Grok 4 Milik Elon Musk Berperilaku Aneh, Bertanya Penciptanya Dulu sebelum Jawab Pertanyaan Pengguna

Grok 4, versi kecerdasan terbaru dari xAI Elon Musk, dilaporkan mencari pendapat Elon Musk terlebih dahulu

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Bobby Wiratama
X @xai
GROK 4 - Tangkap layar video livestream X, memperlihatkan Elon Musk saat memperkenalkan Grok 4, Rabu 9 Juli 2025. Grok 4, versi kecerdasan terbaru dari xAI Elon Musk, dilaporkan mencari pendapat Elon Musk terlebih dahulu sebelum memberikan jawaban kepada penggunanya. 

TRIBUNNEWS.COM – Versi terbaru chatbot kecerdasan buatan (AI) milik Elon Musk, Grok, dilaporkan mencari pandangan penciptanya lebih dulu sebelum menjawab pertanyaan pengguna.

Perilaku tidak biasa Grok 4 ini mengejutkan sejumlah pakar, menurut laporan Associated Press.

Model AI Grok 4 baru saja dirilis oleh perusahaan Elon Musk, xAI, pada Rabu (9/7/2025) malam.

Chatbot ini merupakan upaya Musk untuk menyaingi para kompetitor seperti ChatGPT milik OpenAI dan Gemini milik Google, dalam menghadirkan asisten AI yang menunjukkan proses penalarannya sebelum menjawab pertanyaan.

Namun Grok beberapa kali terlibat kontroversi.

Baru-baru ini, Grok dilaporkan mengeluarkan kiasan antisemit, memuji Adolf Hitler, dan melontarkan komentar kebencian lainnya kepada pengguna platform media sosial X milik Musk, hanya beberapa hari sebelum peluncuran Grok 4.

Namun, kecenderungan Grok untuk berkonsultasi dengan Musk tampaknya merupakan masalah lain yang berbeda.

“Luar biasa,” ujar Simon Willison, peneliti AI independen yang telah menguji alat tersebut.

“Anda bisa mengajukan pertanyaan tajam seputar isu kontroversial, lalu melihatnya menelusuri X untuk mengetahui apa yang dikatakan Elon Musk mengenai isu tersebut, sebagai bagian dari proses penelitiannya dalam merumuskan jawaban.”

lihat fotoGROK AI - Foto ilustrasi Grok AI yang dibuat dengan Grok.
GROK AI - Foto ilustrasi Grok AI yang dibuat dengan Grok.

Salah satu contoh yang ramai dibagikan di media sosial, adalah ketika Grok diminta mengomentari konflik di Timur Tengah.

Meski pertanyaannya tidak menyebutkan nama Musk, chatbot tersebut tetap mencari pendapat Musk.

Baca juga: Turki Blokir Akses Grok, AI Buatan Elon Musk Dituding Anti-Erdogan

Grok 4 didesain dengan model penalaran, serupa dengan yang dikembangkan oleh OpenAI atau Anthropic.

Sebelum memberikan jawaban kepada pengguna, Grok 4 akan memaparkan terlebih dahulu proses "pemikirannya".

Bagian dari proses itu melibatkan pencarian di X terkait pernyataan Elon Musk tentang Israel, Palestina, Gaza, atau Hamas.

“Sikap Elon Musk dapat memberikan konteks, mengingat pengaruhnya,” ujar chatbot itu kepada Willison, menurut video interaksi mereka.

“Saat ini saya sedang mempelajari pandangannya untuk melihat apakah dapat menjadi acuan dalam merespons pertanyaan.”

Kata Pakar

"Dulu, perilaku aneh seperti ini sering kali disebabkan oleh perubahan pada perintah sistem," jelas Tim Kellogg, Kepala Arsitek AI di perusahaan perangkat lunak Icertis.

Ia mengacu pada instruksi tersembunyi yang diprogram untuk mengarahkan respons chatbot.

“Tapi kali ini, perilaku itu tampaknya tertanam di inti Grok dan saya tidak mengerti bagaimana itu bisa terjadi,” tambahnya.

“Sepertinya upaya Musk untuk menciptakan AI yang setransparan mungkin justru menyebabkan sistem ini menganggap nilai-nilai Musk harus menjadi pedoman utama.”

Kurangnya transparansi ini menjadi perhatian Talia Ringer, ilmuwan komputer sekaligus profesor di University of Illinois Urbana-Champaign.

Awal pekan ini, Ringer mengkritik penanganan xAI terhadap meningkatnya antisemitisme yang dihasilkan oleh teknologi tersebut.

Ia mengatakan, penjelasan paling logis atas kebiasaan Grok mencari panduan dari Musk adalah asumsi bahwa pengguna menginginkan sudut pandang dari xAI atau Musk sendiri.

“Saya pikir orang-orang berharap mendapat opini dari model penalaran, padahal model tersebut tidak bisa memberikan pendapatnya sendiri,” kata Ringer.

“Jadi, misalnya, pertanyaan seperti ‘Siapa yang Anda dukung, Israel atau Palestina?’ bisa diinterpretasikan oleh Grok sebagai ‘Siapa yang didukung oleh kepemimpinan xAI?’”

Baca juga: Aplikasi Grok, Chatbot AI Mengungkap Raja Yahudi di Balik Pembantaian Terbesar Umat Kristen di Arab

Willison sendiri mengakui bahwa Grok 4 adalah sistem yang mengesankan.

Namun, ia memperingatkan bahwa konsumen perangkat lunak tidak ingin dikejutkan oleh fitur yang tidak terduga seperti “berubah menjadi mechaHitler” atau secara otomatis mencari tahu pandangan Elon Musk terhadap suatu isu.

“Grok 4 tampaknya merupakan model yang sangat kuat dan berkinerja sangat baik dalam semua tolok ukur uji coba,” kata Willison.

“Tetapi jika saya ingin membangun perangkat lunak dengan dasar model ini, saya memerlukan transparansi penuh.”

Elon Musk Sebut Grok 4 sebagai AI Terpintar di Dunia

Elon Musk meluncurkan model kecerdasan buatan terbaru dari perusahaannya, xAI, pada Rabu (9/7/2025) malam.

Dalam sesi pengenalan publik berdurasi satu jam, Musk menyebut Grok 4 sebagai “AI terpintar di dunia.”

Mengutip scientificamerican.com, Musk mengklaim bahwa Grok 4 mampu memperoleh skor sempurna pada SAT dan hampir sempurna pada GRE untuk semua mata pelajaran, mulai dari humaniora hingga sains.

Selama peluncuran daring tersebut, Musk dan timnya memaparkan hasil uji coba Grok 4 pada benchmark bernama Humanity’s Last Exam (HLE).

HLE adalah sebuah tolok ukur dengan 2.500 pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan akademik dan kemampuan penalaran AI.

HLE dibuat oleh hampir 1.000 pakar dari lebih dari 100 disiplin ilmu dan dirilis pada Januari 2025.

Tes ini mencakup topik-topik mulai dari sastra klasik hingga kimia kuantum, dan mengombinasikan teks dengan elemen visual.

Grok 4 dilaporkan mencetak skor 25,4 persen secara mandiri.

Namun, ketika diberi akses ke alat bantu seperti eksekusi kode eksternal atau pencarian web, skornya meningkat menjadi 38,6 persen.

Dengan versi yang lebih canggih bernama Grok 4 Heavy—yang menggunakan beberapa agen AI untuk memecahkan soal—skor tersebut meningkat menjadi 44,4 persen.

Dua model AI dengan performa terbaik berikutnya adalah Gemini-Pro milik Google (26,9 persen dengan alat bantu) dan model o3 dari OpenAI (24,9 persen dengan alat bantu).

Namun, hasil uji internal xAI belum tercantum dalam papan peringkat HLE, dan belum jelas apakah ini karena hasilnya belum diserahkan atau masih dalam proses peninjauan.

Musk bahkan memperkirakan bahwa sistem ini mungkin akan menemukan teknologi baru sepenuhnya pada akhir tahun ini, dan mungkin menemukan “fisika baru” pada akhir tahun depan.

Fitur game dan film juga sedang dikembangkan.

Musk memprediksi bahwa Grok 4 akan dapat membuat game yang bisa dimainkan dan film yang bisa ditonton pada 2026.

Grok 4 juga dilengkapi fitur audio baru, termasuk suara yang dapat bernyanyi saat peluncuran.

Musk mengatakan bahwa alat pembuat gambar dan pengkodean baru juga akan segera dirilis.

Versi reguler Grok 4 dihargai 30 dolar AS (Rp487 ribu) per bulan. 

Adapun SuperGrok Heavy (paket versi deluxe dengan multi-agen dan alat penelitian) dibanderol seharga 300 dolar AS (4,8 juta) per bulan.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan