Konflik Iran Vs Israel
Solusi Nuklir Iran, Rusia Ingin Olah Uranium Iran Jadi Produk Komersial
Rusia mengusulkan untuk mengolah kelebihan uranium Iran menjadi produk komersial dalam upaya mencapai solusi bagi Iran, AS, dan IAEA.
"Karena masih belum jelas bagaimana dialog ini akan berlangsung, apakah akan berlangsung, dan jika ya, dalam format apa, kami belum mencapai detail pelaksanaan proses ini," katanya.
"Namun, semua pihak terkait telah menanggapi masalah ini dengan penuh perhatian, dan mungkin dapat kami katakan bahwa mereka memandangnya sebagai cerminan keseriusan upaya dan niat kami dalam hal ini," tambahnya.
Sebelumnya pada hari Kamis (10/7/2025), Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, mengonfirmasi bahwa Iran akan melanjutkan pengayaan uranium dan tidak akan menghentikan program nuklirnya.
Ia menegaskan hal itu adalah bagian integral dari kemampuan pertahanan dan pencegahan ancaman terhadap Iran.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, sebelumnya menyatakan Rusia siap memberikan bantuan dalam mengangkut kelebihan uranium yang diperkaya keluar dari Iran untuk pemrosesan selanjutnya dan penggunaan damai.
Iran telah menangguhkan kerja sama dengan IAEA untuk mengawasi program nuklirnya setelah parlemen Iran mengesahkan undang-undang pada 26 Juni untuk penangguhan tersebut hingga Iran mendapat jaminan keamanan untuk program nuklirnya.
Sentimen Iran terhadap IAEA menyusul serangan Israel pada 13 Juni dan perang selama 12 hari, yang diklaim oleh Israel sebagai kampanye untuk menghancurkan program nuklir Iran yang dianggap sebagai ancaman.
Selain itu, sekutu Israel, Amerika Serikat (AS), juga melakukan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir Iran di Isfahan, Natanz, dan Fordow pada 22 Juni.
Setelah perang Iran dan Israel berakhir pada 24 Juni, Iran menuduh IAEA sebagai pengkhianat karena laporan mereka mengenai program nuklir Iran yang memicu serangan Israel.
Laporan IAEA yang dikeluarkan pada 31 Mei itu menyebabkan Dewan Gubernur IAEA, yang beranggotakan 35 negara, mengeluarkan resolusi yang menyatakan Iran melanggar kewajiban nonproliferasinya.
Selain itu, Kepala IAEA Rafael Grossi juga berulang kali mengeluarkan pernyataan yang dianggap melegitimasi laporan tersebut.
Namun, Rafael Grossi membantah tuduhan Iran bahwa pernyataan IAEA bertujuan untuk memberikan perlindungan diplomatik untuk aksi militer, seperti diberitakan Al Arabiya.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.