Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Ngamuk Gempur Gila-gilaan Ukraina Usai Ucapan Trump: Delapan Warga Sipil Terbakar Hidup-hidup
Serangan Rusia itu mengklaim menargetkan lapangan terbang di wilayah Ukraina yang berbatasan dengan Polandia, negara NATO.
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
Rusia Ngamuk Gempur Ukraina Usai Ucapan Trump: Delapan Warga Sipil Terbakar Hidup-hidup
TRIBUNNEWS.COM - Rusia dilaporkan menggempur Ukraina dengan serangan rudal dan pesawat tak berawak terbesarnya dalam lebih dari tiga tahun perang, Rabu (9/7/2025).
Serangan Rusia itu mengklaim menargetkan lapangan terbang di wilayah Ukraina yang berbatasan dengan Polandia, negara NATO.
Baca juga: NATO dan Rusia Bentrok di Laut Baltik, Jet Tempur Polandia Buntuti Pesawat Su-35
Serangan dahsyat Rusia itu terjadi setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengatakan ia akan meningkatkan pengiriman senjata ke Ukraina.
Saat mengumumkan itu, Trump juga menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin melontarkan "omong kosong" tentang Ukraina.
Baca juga: Donald Trump Sebut Vladimir Putin Penuh Omong Kosong, AS Setujui Pengiriman Senjata ke Ukraina
Rekor Baru Serangan Terbesar
Ledakan terdengar dan pesawat tak berawak berdengung di atas Kiev selama serangan beruntun setelah sirene serangan udara berbunyi.
Serangan terbaru Rusia itu, yang menurut pejabat daerah telah menewaskan satu warga sipil di wilayah Khmelnytsky, mengalahkan rekor sebelumnya yang menembakkan 550 pesawat tak berawak dan rudal ke Ukraina yang ditetapkan minggu lalu.
Angkatan udara Ukraina mengumumkan bahwa Rusia menyerang dengan 728 pesawat tak berawak dan 13 rudal, dan merinci bahwa sistem pertahanan udaranya mencegat 711 pesawat tak berawak dan menghancurkan tujuh rudal.
"Ini adalah serangan yang jitu -- dan terjadi tepat di saat begitu banyak upaya telah dilakukan untuk mencapai perdamaian, untuk menetapkan gencatan senjata, namun hanya Rusia yang terus menolak semuanya," tulis Presiden Volodymyr Zelensky di media sosial.
Zelensky, yang sedang mengunjungi Roma dan bertemu dengan Paus Leo XIV, meminta sekutu Ukraina untuk meningkatkan sanksi terhadap Rusia, khususnya pada sektor energinya -- aliran pendapatan penting bagi kas perang Rusia.
"Mitra kami tahu bagaimana memberikan tekanan sedemikian rupa sehingga memaksa Rusia untuk berpikir tentang mengakhiri perang, bukan melancarkan serangan baru," tambah Zelensky.

Rusia Merangsek di Garis Depan
Kiev telah berulang kali menuduh China memasok suku cadang dan teknologi penting bagi program pesawat tak berawak dan rudal Rusia, dan mendesak Barat untuk meningkatkan hukuman sekunder.
Pada Rabu, dinas keamanan Kiev mengumumkan telah menahan dua warga negara China yang dituduh mencoba menyelundupkan teknologi rudal keluar dari negara yang dilanda perang itu.
Angkatan udara Ukraina dan otoritas regional mengatakan bahwa serangan hari Rabu terutama menargetkan Lutsk, sebuah kota di Ukraina barat.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan serangan "jarak jauh" dan "presisi"-nya telah menargetkan infrastruktur lapangan terbang militer, dengan klaim bahwa "semua target yang ditentukan telah dihancurkan".
Tidak ada tanggapan atas klaim tersebut di Kiev.
Konflik Rusia Vs Ukraina
Balas Dendam, Intelijen Ukraina Akui Jadi Pelaku Ledakan di Dekat Vladivostok Rusia |
---|
Ditonton Perwira AS, Rusia dan Belarus Gelar Simulasi Serangan Nuklir yang Bikin NATO Meriang |
---|
Putin Berseragam Militer, Pantau Latihan Gabungan Rusia-Belarusia |
---|
Update Kasus Ledakan Pipa Gas Nord Stream 2022, Italia Ekstradisi Seorang Warga Ukraina ke Jerman |
---|
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.302: AS Setujui Paket Bantuan Senjata Pertama Era Trump untuk Ukraina |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.