Minggu, 5 Oktober 2025

Top Rank

10 Kota Terpadat di Dunia 2025: Tokyo Paling Ramai, Jakarta Ada di Urutan Berapa?

Inilah daftar 10 kota terbesar di dunia berdasarkan populasinya, Tokyo paling ramai.

Penulis: timtribunsolo
Editor: Tiara Shelavie
freepik
JALANAN KOTA TOKYO - Suasana urban di jantung kota Tokyo, diunduh dari freepik pada Selasa (8/7/2025) memperlihatkan hiruk-pikuk warga dan lalu lintas, dengan latar belakang kereta yang melintasi jalanan 

Sementara populasi Kairo pada tahun 2016 adalah 12 juta, wilayah Kairo Raya memiliki lebih dari 20 juta orang. 

Ini adalah wilayah perkotaan terbesar ke-3 di Dunia Islam setelah Jakarta dan Karachi.

Kairo merupakan kota primata, karena kota terbesar kedua, Alexandria, hanya seluas 30% Kairo.

Mengutip dari wikipedia.org kota primata adalah kota yang merupakan kota terbesar di suatu negara, provinsi, negara bagian, atau kawasan.

6. Sao Paulo: 23 Juta Penduduk

Kota yang berada di Negara Brazil tersebut memiliki populasi  pada tahun 2025 kini diperkirakan mencapai 22.990.000 jiwa.  

Pada tahun 1950, populasi Sao Paulo adalah 2.334.040 jiwa.  

Sao Paulo telah tumbuh sebanyak 183.300 jiwa pada tahun lalu, yang merupakan perubahan tahunan sebesar 0,8%.

São Paulo hingga kini masih menjadi kota imigran, dan sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas São Paulo menunjukkan keberagaman tersebut. 

Sebanyak 81% mahasiswa menyatakan bahwa mereka merupakan keturunan imigran asing.

Kelompok keturunan yang paling umum adalah: Italia (30,5%), Portugis (23%), Spanyol (14%), Jepang (8%), Jerman (5,6%), Afrika (2,8%), Arab (2,4%) dan Yahudi (1,2%).

7. Kota Meksiko: 22 Juta Penduduk

Populasi Kota Meksiko pada tahun 2025 kini diperkirakan mencapai 22.752.400 jiwa .  

Pada tahun 1950, populasi Kota Meksiko adalah 3.365.080 jiwa.  

Kota Meksiko telah tumbuh sebanyak 247.100 jiwa pada tahun lalu, yang merupakan perubahan tahunan sebesar 1,1%.

Luas wilayah Kota Meksiko mencapai 1.485 kilometer persegi dikombinasikan dengan jumlah penduduk yang terus bertambah.

Kepadatan penduduk terakhir kali diukur pada angka 6.000 orang per kilometer persegi.

8. Beijing: 22 Juta Penduduk

Kota yang berada di Negara China tersebut sekaligus menjadi ibukota di negara tersebut memiliki populasi pada tahun 2025 kini diperkirakan mencapai 22.596.500 jiwa.  

Pada tahun 1950, populasi Beijing adalah 1.671.360 jiwa.  

Beijing telah tumbuh sebanyak 407.400 jiwa pada tahun lalu, yang merupakan perubahan tahunan sebesar 1,84%.

Kelompok etnis utama di Beijing, seperti di seluruh negeri, adalah suku Han. 

Menurut sensus tahun 2010, 95,69% penduduk Beijing (tidak termasuk anggota Tentara Merah) adalah suku Han. 

Dari 4,31% sisanya, dua kelompok terbesar adalah suku Manchu (1,84%) dan suku Hui (1,74%). 

9. Mumbai: 22 Juta Penduduk

Kota yang berada di Negara India tersebut memiliki populasi Mumbai pada tahun 2025 kini diperkirakan mencapai 22.089.000 jiwa.  

Pada tahun 1950, populasi Mumbai adalah 3.088.810 jiwa.  

Mumbai telah tumbuh sebanyak 415.900 jiwa pada tahun lalu, yang merupakan perubahan tahunan sebesar 1,92%. 

Kepadatan penduduk Mumbai sekitar 73.000 per mil persegi, yang menjadikan Mumbai salah satu kota terpadat di dunia. 

Karena harga tanah sangat mahal, penduduk Mumbai sering kali tinggal di perumahan murah dan sempit yang jauh dari tempat kerja, sehingga mereka harus menempuh perjalanan jauh dengan sistem angkutan umum kota yang padat.

10. Osaka: 18 Juta Penduduk

Kota yang berada di Negara Jepang tersebut mempunyai populasi pada tahun 2025 kini diperkirakan mencapai 18.921.600 jiwa.  

Pada tahun 1950, populasi Osaka adalah 7.005.280 jiwa.  

Osaka mengalami penurunan -45.900 penduduk selama setahun terakhir, yang menandai penurunan tahunan sebesar -0,24%.

Wilayah metropolitan Kansai, yang meliputi Osaka, memiliki luas wilayah 27.350 dan jumlah penduduk lebih dari 20 juta jiwa, menjadikannya salah satu kota metropolitan terbesar di dunia.

Kota Osaka pertama kali didirikan pada tahun 1889 dan telah dikenal sebagai ibukota makanan dunia. 

Kota pelabuhan ini memiliki sejarah ekonomi yang berkembang pesat, sebagian karena perdagangan dan perjalanan yang dimungkinkan oleh jalur laut dan sungainya.

(mg/Ahmad Dhonan Rosyidin) (Tribunnews.com)

Penulis adalah peserta magang dari Universitas Sebelas Maret (UNS)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved