Konflik Palestina Vs Israel
Hamas Bahas Usulan Gencatan Senjata dengan Faksi Palestina, Keputusan Final Segera Diumumkan
Hamas mengumumkan bahwa mereka tengah berkonsultasi dengan berbagai faksi Palestina mengenai usulan gencatan senjata terbaru untuk Gaza.
TRIBUNNEWS.COM - Hamas mengumumkan bahwa mereka tengah berkonsultasi dengan berbagai faksi Palestina mengenai usulan gencatan senjata terbaru untuk Gaza.
Hal ini disampaikan saat intensitas pemboman Israel terhadap Gaza yang memasuki bulan ke-22.
Dalam pernyataan resmi pada hari Jumat (4/7/2025), Hamas menyatakan telah memulai diskusi dengan para pemimpin pasukan dan faksi Palestina mengenai proposal yang diterimanya dari negara-negara penengah.
“Gerakan ini akan menyerahkan keputusan akhir kepada para mediator setelah konsultasi selesai dan akan mengumumkannya secara resmi,” tambah pernyataan tersebut, dikutip dari Al Jazeera.
Seorang sumber dekat Hamas kepada Reuters menyebut bahwa kelompok itu menuntut adanya jaminan bahwa gencatan senjata baru, yang didukung oleh Amerika Serikat akan benar-benar mengakhiri perang, dan tidak hanya menjadi jeda sementara bagi Israel untuk melanjutkan militerisasi kapan pun mereka memilih.
Presiden AS Donald Trump, yang dijadwalkan bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Senin, menyatakan ia mengharapkan respons cepat dari Hamas.
“Kita lihat apa yang terjadi, kita akan tahu dalam 24 jam ke depan,” katanya, menegaskan bahwa usulan ini adalah "proposal akhir" untuk gencatan senjata.
Pada waktu yang sama, Netanyahu berjanji kepada warga kibbutz Nir Oz, yang terdampak penyanderaan massal pada Oktober 2023, bahwa ia akan memastikan pemulangan semua warga yang masih ditahan.
"Saya merasa sangat berkomitmen, pertama dan terutama, untuk memastikan pemulangan semua orang yang kami culik, semuanya," kata Netanyahu kepada penduduk kibbutz Nir Oz, komunitas yang menyaksikan penyanderaan terbanyak dalam serangan tahun 2023, dikutip dari Al-Arabiya.
Sebelumnya, Trump menyatakan keinginannya agar “rakyat Gaza aman,” meskipun sempat mengemukakan ide kontroversial tentang keterlibatan AS dalam wilayah Palestina.
"Saya ingin melihat keamanan bagi warga Gaza. Mereka telah melalui neraka," katanya.
Baca juga: Trump: Respons Hamas terhadap Usulan Gencatan Senjata akan Diketahui dalam 24 Jam
Usulan tersebut menuai kecaman dari para ahli HAM, PBB, dan komunitas Palestina yang menyebutnya sebagai bentuk “pembersihan etnis.”
Menurut sumber Palestina kepada AFP, proposal baru yang sedang dibahas tidak berbeda secara substansial dari usulan sebelumnya.
Rincian yang muncul menyebutkan bahwa gencatan senjata selama 60 hari akan diimbangi dengan pembebasan setengah dari sandera Israel yang masih hidup, sebagai imbalan atas pembebasan sejumlah tahanan Palestina oleh Israel.
Diplomat senior Israel Gideon Saar mendukung langkah ini, menyatakan bahwa setiap kesempatan untuk membebaskan sandera tidak boleh dilewatkan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.