Konflik Iran Vs Israel
Teheran Jadi Kota Mati: Dentuman Rudal Bangunkan Tia dari Tidur, Tangis Pecah di Asrama
Tangisan pecah di kamar-kamar asrama. Internet mulai dibatasi, komunikasi dengan keluarga hampir mustahil.
Komunikasi baru kembali lancar setelah Tia dan puluhan WNI lain tiba di Kota Baku, Azerbaijan.
Namun, perjalanan ke sana penuh tantangan. Proses imigrasi di perbatasan Astara memakan waktu, dan tiket pesawat mahal karena bertepatan musim puncak perjalanan.
“Kami menunggu 3 malam di hotel yang di-booking pemerintah baru bisa mendapat flight ke Jakarta dengan transit di Turki,” katanya.
Drone dan Ketegangan di Masyhad

Ketegangan juga terasa di Kota Masyhad.
Sultan Fatoni, WNI asal Samarinda, Kalimantan Timur, menyaksikan drone-drone Israel melintas rendah meski wilayah itu tidak menjadi target rudal.
“Di Kota Masyhad, katanya bom tidak sampai, cuma drone saja. Tapi, sempat ditembak oleh pertahanan Iran, jadi enggak sempat jatuh,” ujar Sultan yang juga ikut dalam rombongan WNI yang dievakuasi pemerintah RI.
Fatoni membawa keluarganya mengungsi karena dua kota tetangga yang semula aman, kemudian ikut menjadi target.
Meskipun pengamanan Iran terhadap warga asing cukup ketat, ketegangan tetap terasa setiap kali suara mesin terdengar di langit.
Puluhan Dievakuasi, Masih Ada yang Tertahan

Pemerintah Indonesia bertindak cepat. Hingga Sabtu (28/6/2025), sebanyak 79 orang berhasil dievakuasi, terdiri dari 78 WNI dan satu warga negara Iran.
Direktur Pelindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, mengatakan evakuasi dilakukan bertahap.
“Sementara itu, 18 orang evacuee sisanya dari total jumlah 97 orang evacuee yang masih berada di Baku, Azerbaijan akan dipulangkan secara bertahap pada tanggal 28 & 29 Juni 2025,” ucap Judha.
Sebanyak 13 WNI dijadwalkan tiba di Indonesia pada Senin (30/6/2025). “Kemlu berkoordinasi erat dengan Perwakilan RI di negara-negara transit guna memastikan kelancaran dan keselamatan proses evakuasi,” lanjutnya.
Tangisan, Trauma, dan Harapan

Ketika pesawat mendarat di Jakarta, suasana penuh haru menyelimuti bandara. Pelukan, tangis, dan rasa syukur mewarnai wajah para WNI yang berhasil kembali.
Namun trauma tidak mudah hilang. Bagi Tia dan Sultan, suara rudal dan deru drone masih terekam jelas.
“Saya berterima kasih kepada pemerintah Indonesia yang bantu kami dari awal sampai pulang ke Jakarta,” tutup Tia sambil memeluk koper kecil—satu dari sedikit barang yang berhasil ia selamatkan dari Teheran yang kini sunyi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.