Minggu, 5 Oktober 2025

Pendaki Tewas di Gunung Rinjani

Gonjang-ganjing Donasi Rp 1,5 M untuk Agam Rinjani, Sempat Dibatalkan, Kini Pencairannya Dilanjutkan

Donasi sebanyak kurang lebih R$522 ribu (sekitar Rp 1,5 miliar) itu digalang oleh Platform penggalangan dana asal Brasil, Voaa.

Penulis: Hasanudin Aco
istimewa
SOSOK AGAM PAHLAWAN - Agam saat mengevakuasi jenazah Juliana Marins dari jurang Rinjani, viral dan disebut pahlawan oleh netizen Brasil 

Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Mataram menegaskan keberhasilan evakuasi Juliana Merins merupakan kerja tim.

Ditegaskannya, setiap kali melakukan proses evakuasi, semua tim dikerahkan, bukan hanya dari Basarnas, namun juga Brimob, SAR Lombok Timur, hingga sejumlah relawan yang berada di lingkar Gunung Rinjani.

“Kita tidak bisa mengatakan hanya 7 orang saja yang melakukan evakuasi, itu hanya sebagian tim yang kami tugaskan,” ucap Kepala Kantor SAR Mataram, M. Hariyadi, menjawab TribunLombok.com, Senin (30/6/2025).

Ditegaskannya pula, pada proses evakuasi yang dilakukan terhadap WNA asal Brazil, Juliana Merins, yang jatuh di Gunung Rinjani, tim gabungan semua bekerja, membagi posisi sesuai dengan kapabilitas dan kemampuan masing-masing.

Tujuh orang yang bertugas melakukan evakuasi dengan turun ke bawah tebing merupakan mereka yang dipilih sesuai hasil diskusi dan kesepakatan tim.

“Yang pertama didasarkan pada kompetensi yang bersangkutan (tujuh orang yang turun ke tebing) adalah yang memang handal dalam melakukan evakuasi menggunakan skema lifting,” jelasnya.

Sementara itu, tim yang berada di atas membantu dengan memastikan alat dongkrak hingga pengamanan tali yang digunakan tim yang turun ke bawah aman.

“Lalu di atas, kami dibantu dari potensi SAR, Brimob, dan lainnya yang siaga. Ini merupakan kunci keberhasilan, kami tidak bekerja sendiri, kami bekerja tim,” tegasnya.

Dia juga mengungkapkan, proses evakuasi Juliana Merins di Rinjani merupakan proses evakuasi yang sulit.

Mengingat kedalaman jurang tempat dievakuasinya korban cukup tinggi hingga mencapai 600 meter.

Selain itu, ditambah dengan kondisi cuaca yang buruk, seperti kabut tebal, hingga geografis tebing yang curam dan berpasir, membuat tim sangat kesulitan.

Di tempat yang sama, petugas Basarnas Mataram, Khafid As’adi mengatakan, saat pertama menemukan Juliana Merins, kondisi korban sudah dalam kondisi meninggal dunia.

“Saat menjangkau Juliana di kedalaman 200 meter terakhir, itu pada hari Senin, setelah terlihat Juliana sudah tidak bergerak lagi, tetap posisi semula, tidak ada pergerakan,” ceritanya.

Setelah menjangkau korban, lanjut dia, dirinya langsung berkomunikasi menggunakan HT dengan para rescuer yang lain, untuk selanjutnya turun bertahap ke titik ditemukannya korban menuju ke atas.

Adapun alasan evakuasi Juliana Merins tidak langsung dilakukan pada saat korban ditemukan, lantaran waktu itu sudah memasuki malam hari.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved