Konflik Iran Vs Israel
Kepala IAEA Rafael Grossi Dilarang Masuk ke Lokasi Nuklir Iran setelah Dituduh Jadi Mata-mata Israel
Kepala Pengawas Nuklir PBB (IAEA) Rafael Grossi dilarang masuk ke Iran. Ia dituduh 'pengkhianat' dalam pernyataannya yang mendorong serangan Israel.
Namun, Iran saat ini telah menangguhkan kerja sama dengan IAEA dan melarang Rafael Grossi memasuki Iran.
Sementara itu, belum diketahui apakah Iran berhasil merelokasi sebagian atau seluruh persediaan uranium yang diperkayanya yang diperkirakan mencapai 408,6 kilogram sebelum serangan AS pada 22 Juni 2025.
Uranium yang dimaksud diperkaya hingga 60 persen, yaitu di atas tingkat untuk penggunaan sipil tetapi di bawah tingkat untuk senjata.
Bahan tersebut, jika dimurnikan lebih lanjut, secara teoritis akan cukup untuk menghasilkan lebih dari sembilan bom nuklir.
AS menyerang tiga fasilitas nuklir Iran di Isfahan, Natanz, dan Fordow dengan meluncurkan bom GBU-57 pada 22 Juni 2025.
Iran membalas serangan tersebut ke pangkalan militer AS di Al-Udeid, Qatar pada 23 Juni, yang disusul dengan pengumuman gencatan senjata oleh Donald Trump pada 24 Juni, mengakhiri perang selama 12 hari antara sekutu AS, Israel, melawan Iran.
Sebelumnya, Israel memulai serangannya terhadap Iran pada 13 Juni 2025 dengan klaim untuk menghilangkan program nuklir Iran.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.