Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Iran Vs Israel

Kepala IAEA Rafael Grossi Dilarang Masuk ke Lokasi Nuklir Iran setelah Dituduh Jadi Mata-mata Israel

Kepala Pengawas Nuklir PBB (IAEA) Rafael Grossi dilarang masuk ke Iran. Ia dituduh 'pengkhianat' dalam pernyataannya yang mendorong serangan Israel.

|
Instagram/@grossirafaelmariano
KEPALA IAEA GROSSI - Foto diambil dari Instagram Rafael Grossi, Minggu (29/6/2025), memperlihatkan Kepala pengawas nuklir PBB (IAEA) Rafael Grossi hadir dalam acara IAEA Ministerial pada 26 November 2024. Pada 29 Juni 2025, Iran dikabarkan melarang Rafael Grossi memasuki fasilitas nuklir Iran karena ia dituduh sebagai mata-mata Israel yang mendorong serangan Israel ke Iran pada 13 Juni 2025. 

TRIBUNNEWS.COM - Iran melarang Kepala pengawas nuklir PBB (IAEA) Rafael Grossi untuk memasuki wilayah fasilitas nuklirnya setelah tuduhan pengkhianatan terkait pernyataan Grossi tentang program nuklir Iran yang dianggap sebagai penyebab serangan Israel.

"Rudal dan senjata nuklir hanyalah dalih karena musuh punya masalah dengan Iran," kata kata Wakil Ketua Pertama Parlemen Iran, Hamid Reza Haji Babaei, dalam pidatonya di upacara memperingati gugurnya Ketua Mahkamah Agung Seyyed Mohammad Hossein Beheshti dan para martir peradilan (1981), Sabtu (28/6/2025).

Ia mengatakan Israel telah mengalokasikan empat gedung kepada Grossi untuk memantau program nuklir Iran yang dianggap sebagai ancaman bagi Israel.

"Kami tidak akan mengizinkan Grossi memasuki wilayah kami lagi," lanjutnya, lalu menjelaskan, "Entitas Zionis telah mengalokasikan empat gedung kepada (Grossi) untuk memantau aktivitas Iran."

"Mereka bilang kalau kami tidak berunding, kami akan mogok, dan mereka mogok! Apa yang harus kami takutkan? Tidak ada, dan kesuksesan ada di pihak kami," tegasnya, seperti diberitakan Anadolu Agency.

Komite Keamanan Nasional parlemen Iran sebelumnya menyetujui rancangan undang-undang yang mengharuskan pemerintah Iran untuk menangguhkan kerja sama dengan IAEA. 

RUU tersebut memperoleh 221 suara dari 290 anggota parlemen, tanpa ada yang menentang, dan disetujui oleh Dewan Wali pada tanggal 26 Juni 2025.

Selain itu, Iran juga menuduh Rafael Grossi menjadi mata-mata untuk Israel dan membantu melegitimasi serangan Israel dan AS terhadap fasilitas nuklirnya.

Grossi: Iran Dapat Memproduksi Uranium dalam Hitungan Bulan

Kepala IAEA, Rafael Grossi mengatakan Iran kemungkinan akan dapat mulai memproduksi uranium yang diperkaya dalam hitungan bulan, meskipun ada kerusakan pada beberapa fasilitas nuklir akibat serangan AS dan Israel.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan tingkat kerusakan pada fasilitas nuklir tersebut serius, tetapi rinciannya tidak diketahui, sementara Presiden AS Donald Trump menegaskan program nuklir Iran telah mengalami kemunduran puluhan tahun.

Baca juga: Iran Meratifikasi Penghentian Kerja Sama dengan Pengawas Nuklir PBB, IAEA

Namun, Rafael Grossi mengatakan beberapa fasilitas nuklir tersebut masih berdiri.

"Mereka dapat memiliki, Anda tahu, dalam hitungan bulan, saya katakan, beberapa kaskade sentrifus berputar dan menghasilkan uranium yang diperkaya, atau kurang dari itu," kata Rafael Grossi pada hari Jumat (27/6/2025), menurut transkip yang diperoleh CBS News pada hari Sabtu.

Rafael Grossi menambahkan bahwa ia mau pun IAEA tidak mengetahui di mana materi tersebut berada.

"Jadi beberapa bisa saja hancur sebagai bagian dari serangan, tetapi beberapa bisa saja dipindahkan. Jadi, pada titik tertentu, harus ada klarifikasi," katanya dalam wawancara tersebut.

“Kita perlu berada dalam posisi untuk memastikan, mengonfirmasi apa yang ada di sana, di mana lokasinya, dan apa yang terjadi,” kata Grossi, seperti diberitakan The Times of Israel.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved