Klaim AS Sukses Serang Fasilitas Nuklir di Iran, Donald Trump Bandingkan dengan Hiroshima Nagasaki

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) telah bersikeras menyatakan bahwa serangan AS ke fasilitas nuklir Iran merupakan sebuah keberhasilan.

AS melancarkan serangan militer yang menargetkan fasilitas nuklir Iran pada Minggu (22/6/2025) dini hari waktu Teheran.

Dalam serangan yang dilakukan dengan code name Operation Midnight Hammer tersebut, ada tiga fasilitas nuklir Iran yang jadi target, yakni fasilitas nuklir di Fordow dekat Qom, dan dua fasilitas nuklir lain di Natanz dan Isfahan.

Adapun pasukan AS menjatuhkan bom penghancur bunker bernama GBU-57 Massive Ordnance Penetrators (MOP) di Fordow, dikutip dari BBC.

Bom tersebut berbobot 13.000 kg dan mampu menembus beton setebal 18 m atau tanah setebal 61 m sebelum meledak.

AS menjadi satu-satunya negara yang memiliki bom penghancur bunker dengan daya kerusakan masif tersebut.

Sementara, fasilitas pengayaan uranium di Fordow sendiri terkubur dalam di bawah gunung dan disebut-sebut berperan penting bagi ambisi nuklir Iran.

Dalam sebuah konferensi pers, Jenderal AS Dan Caine telah mengungkapkan rincian mengenai serangan terhadap fasilitas nuklir Iran:

1. Pesawat lepas landas dari AS dan melakukan perjalanan selama 18 jam ke Iran.

2. Beberapa jet dikirim ke barat menuju Pasifik sebagai "umpan", sementara yang lain berada di depan pesawat pengebom utama untuk memastikan wilayah udara aman.

3. Tujuh pesawat bomber siluman B-2 yang bertugas menyerang lokasi nuklir terbang ke Iran dan menghindari deteksi.

Baca juga: Sekjen NATO Tertawakan Perang Iran vs Israel, Sebut Perkelahian 2 Bocah, Trump Berperan Jadi Ayah

4. Pada saat yang sama, dua lusin rudal jelajah diluncurkan ke lokasi Isfahan dari sebuah kapal selam - total ada 75 "senjata berpemandu presisi" digunakan selama operasi tersebut.

Klaim Donald Trump

Mengklaim serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran telah sukses besar, Donald Trump juga menyebut, pengeboman tersebut membuat program nuklir negeri Persia ini mundur beberapa dekade.

Selain itu, Donald Trump menyatakan, program nuklir Teheran sudah hancur.