Konflik Iran Vs Israel
Kekhawatiran China atas Konflik Iran-Israel, Pakar Soroti Harga Minyak Dunia
Pakar analisis soroti kekhawatiran China terkait harga minya dunia imbas adanya konflik Iran-Israel.
TRIBUNNEWS.COM - Konflik Israel-Iran yang berlangsung selama 12 hari mengundang perhatian berbagai negara, satu di antaranya adalah China.
China bergerak untuk memposisikan dirinya sebagai mediator potensial di tengah krisis regional yang meningkat.
Sehari setelah serangan tak beralasan Israel terhadap Iran pada 13 Juni 2025, Beijing menghubungi kedua belah pihak untuk menyampaikan keinginannya akan solusi mediasi.
Meskipun diplomat tertinggi negara itu, Menteri Luar Negeri Wang Yi, mengutuk tindakan Israel sebagai pelanggaran hukum internasional.
Beijing kemudian angkat bicara Ketika Iran mengancam akan memblokade Selat Hormuz yang secara strategis penting, yang dilalui 20 persen minyak dunia,
Sementara Kementerian Luar Negeri justru menyerukan masyarakat internasional untuk meningkatkan upaya guna meredakan konflik untuk mencegah gejolak regional agar tidak berdampak lebih besar pada pembangunan ekonomi global.
Sikap Beijing selama konflik tetap setia pada pendekatan nonintervensi yang telah lama dianutnya terhadap permusuhan asing.
Namun, para ahli mengatakan bahwa Beijing tidak berbuat banyak untuk membantu menopang ambisinya menjadi pemain yang berpengaruh di Timur Tengah.
Diketahui, China berinvestasi di sektor teknologi Israel yang sedang berkembang pesat dan proyek infrastruktur menjangkau Iran, Arab Saudi, Qatar, Oman, Kuwait, Irak, Mesir, dan Uni Emirat Arab.
Tiongkok bergantung pada Timur Tengah untuk lebih dari setengah impor minyak mentahnya, dan merupakan konsumen utama minyak Iran.
Perang yang berlarut-larut akan mengganggu pasokan minyaknya, seperti halnya blokade Iran terhadap Selat Hormuz yang secara strategis penting yang diancam oleh parlemen Teheran selama konflik tersebut.
Dikutip dari Al Jazeera, dosen Senior Studi Iran di Universitas Nasional Australia, Alam Saleh mengungkap soal imbas dari adanya perang.
Ketidakstabilan hingga bisnis di Tiongkok juga akan berdampak, khusunya harga minyak dunia.
Baca juga: Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei Klaim Kemenangan Lawan Israel, juga Beri Tamparan Keras ke AS
“Perang dan ketidakstabilan keamanan tidak hanya melemahkan investasi, perdagangan, dan bisnis Tiongkok, tetapi juga harga minyak dan keamanan energi gas secara umum,” kata Alam Saleh.
Dari kondis saat ini, Tiongkok disebutnya ingin adanya stabilitas agar tak berpengaruh terhadap bisnis tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.