Wawancara Eksklusif
VIDEO EKSKLUSIF Warga AS Cemas Keputusan Trump Bantu Israel Timbulkan Perang Dunia Ketiga
“Orang-orang mulai bertanya, apakah Amerika akan menjadi target? Apakah ini akan aman untuk kami? Frasa Perang Dunia Ketiga itu sering muncul”
Editor:
Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketegangan antara Iran dan Israel semakin meningkat setelah Amerika Serikat (AS) ikut terlibat dalam konflik tersebut.
Serangan militer AS ke tiga fasilitas nuklir Iran memicu aksi balasan beruntun dari Teheran, yang kemudian membidik Israel dan pangkalan militer AS di Qatar.
Di tengah derasnya serangan dan klaim kemenangan dari masing-masing pihak, kekhawatiran warga sipil pun menguat—termasuk mereka yang tinggal di jantung Amerika sendiri, kota New York.
Dalam wawancara eksklusif bersama Tribunnews On Focus , warga negara Indonesia (WNI) yang menetap di New York, Rendy Wicaksana, mengungkapkan keresahan yang mulai dirasakan warga AS.
Ia menyebut istilah “Perang Dunia Ketiga” kini bukan lagi sekadar narasi dramatis, tetapi menjadi topik pembicaraan yang cukup sering muncul dalam percakapan publik di Negeri Paman Sam.
"Jadi istilah Perang Dunia Ketiga itu menjadi sebuah kata yang sering kita dengar belakangan. Karena memang orang-orang kerap mengkaitkan dengan tindakan Amerika yang kemudian terlibat secara langsung," ujar Rendy melalui sambungan Zoom, Rabu (25/6/2025),
“Orang-orang mulai bertanya, apakah Amerika akan menjadi target? Apakah ini akan aman untuk kami? Frasa Perang Dunia Ketiga itu sering muncul,” ujar Rendy, menggambarkan atmosfer masyarakat New York pasca serangan udara AS terhadap Iran.
Tak lama setelah serangan Iran ke pangkalan militer AS di Al Udeid, Qatar, pemerintah AS bergerak cepat mengevakuasi warganya dari kawasan konflik.
Termasuk sekitar 250 warga negara AS dan keluarganya telah dievakuasi dari Israel, dengan dukungan Kementerian Luar Negeri.
Namun, meskipun tindakan preventif sudah dilakukan, Randy menyebutkan secara psikologis masyarakat belum masuk ke tahap kepanikan besar.
Topik ini ramai diperbincangkan, tetapi belum menimbulkan ketakutan massal di AS.
“Ini isu hangat, tapi belum menjadi momok. Banyak yang tetap menjalani aktivitas seperti biasa,” katanya.
Rendy juga mengatakan sejumlah aksi protes anti-perang telah berlangsung di Kota New York.
Di kawasan Times Square, para demonstran menolak keterlibatan AS dalam konflik Iran-Israel dan meminta pemerintahan Trump menarik mundur intervensi militer.(Tribunnews/Apfia Tioconny Billy/Malau)
Lengkapnya saksikan wawancara eksklusifnya hanya di Akun YouTube Tribunnews.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.