Konflik Iran Vs Israel
Iran Marah, Jika Gencatan Senjata Dilanggar AS dan Israel Siap Terima Hukuman Telak
Iran marah usai gencatan senjata! Ancam respons telak ke AS-Israel jika dilanggar, meski intelijen AS sebut nuklir Iran segera bangkit.
TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN – Setelah 12 hari perang sengit, Iran dan Israel akhirnya sepakat gencatan senjata.
Meski Amerika Serikat mengklaim sukses mendudukkan Teheran di meja perundingan, Iran menegaskan tak akan ragu merespons telak jika AS dan Israel berani melanggar kesepakatan damai ini.
Ancaman serius ini mencuat di tengah ketidakpastian masa depan nuklir Teheran.
Baca juga: Bocor Informasi Fasilitas Nuklir Iran Belum Hancur, Gedung Putih: Upaya Diskredit Nama Donald Trump

Perundingan Nuklir Dimulai, Iran Tetap Waspada
Utusan Khusus Presiden Amerika Serikat untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, mengonfirmasi bahwa AS dan Iran telah memulai diskusi awal terkait program nuklir Teheran.
Meja perundingan ini kembali digelar setelah serangkaian serangan AS dan Israel terhadap fasilitas pengayaan nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan.
Donald Trump disebut sebagai inisiator gencatan senjata yang memaksa Israel menyetop agresi militer mereka.
“Percakapan itu menjanjikan. Kami berharap,” ujar Witkoff kepada Times of Israel, Rabu (25/6/2025). Ia menambahkan, “Sekarang saatnya untuk duduk bersama Iran dan mencapai kesepakatan damai yang komprehensif.”
AS sendiri mengklaim serangan mereka terhadap Iran berhasil menurunkan kapasitas Teheran dalam memproduksi senjata nuklir.
Utusan sementara AS untuk PBB, Dorothy Shea, menyampaikan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa serangan ini, sesuai Piagam PBB, bertujuan mengurangi ancaman Iran terhadap Israel, kawasan, serta perdamaian dan keamanan internasional.
Klaim ini senada dengan pernyataan Trump yang menyebut serangan terhadap tiga fasilitas nuklir Iran benar-benar menghancurkan total.
Baca juga: Ribuan Warga Iran Penuhi Teheran Dukung Perang Lawan Israel, Gencatan Usulan Trump Disambut Dingin
Intelijen AS Kontradiksi Klaim Trump: Nuklir Iran Hanya Tertunda
Namun, penilaian awal Badan Intelijen Pertahanan AS justru bertolak belakang dengan pernyataan Trump. Laporan intelijen utama Pentagon ini menyebut serangan terhadap fasilitas nuklir Iran hanya menunda program Teheran selama beberapa bulan.
Sumber internal bahkan memperkirakan Iran bisa memulai kembali program nuklirnya paling cepat dalam 1-2 bulan ke depan.
Penilaian ini membantah klaim para pejabat tinggi AS yang menyebut serangan kombinasi bom penghancur bunker dan senjata konvensional pada akhir pekan lalu telah melenyapkan program nuklir Iran.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.