Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Iran Vs Israel

Apakah Iran Benar-benar Punya Program Senjata Nuklir? Donald Trump dan Intelijen Amerika Beda Klaim

Apakah Iran benar-benar memiliki program pengembangan senjata nuklir hingga Israel melakukan serangan demi menghancurkannya?

Truth Social/@realDonaldTrump
TRUMP DI GEDUNG PUTIH - Foto diambil dari akun Trump di Truth Social, Selasa (24/6/2025), memperlihatkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam postingan yang diunggah pada Senin (23/6/2025). Klaim Donald Trump menimbulkan pertanyaan apakah badan intelijen AS mendukung keputusannya untuk memerintahkan serangan Operation Midnight Hammer terhadap Iran pada Minggu (22/6/2025) lalu. 

Saat itu, ia menolak penilaian yang disampaikan Tulsi Gabbard kepada Kongres.

"Saya tidak peduli apa yang dikatakannya. Menurut saya, mereka [Iran] hampir memilikinya [program senjata nuklir]," kata Donald Trump kepada wartawan.

Tulsi Gabbard sendiri sudah membantah laporan media tentang kesaksiannya pada Maret 2025 lalu itu.

Lewat media sosial X (dulu Twitter), Tulsi menyebut bahwa intelijen AS menunjukkan Iran dapat membuat senjata nuklir "dalam hitungan minggu hingga bulan" jika Iran mau.

Menurut laporan intelijen AS yang tidak dirahasiakan dan disusun sebelum serangan, Iran menutup program senjata nuklir pada 2003.

Hal tersebut merupakan kesimpulan yang dianut oleh pengawas nuklir PBB - dan belum menguasai semua teknologi yang dibutuhkan.

Namun, Teheran diklaim masih memiliki keahlian untuk membangun hulu ledak pada suatu saat, menurut laporan tersebut.

Penilaian awal Badan Intelijen Pertahanan Amerika Serikat (AS) (Defense Intelligence Agency/DIA) menunjukkan, serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran pada Minggu (22/6/2025) lalu hanya memperlambat program nuklir Iran dalam hitungan bulan.

AS disebut telah menyerang tiga lokasi nuklir Iran, yakni di Natanz, Isfahan, dan Fordow. 

Serangan itu diklaim telah mengenai Fordow yang terkubur dalam, di mana sentrifus canggih dapat menghasilkan uranium yang diperkaya (enriched uranium) rendah untuk bahan bakar reaktor nuklir dan uranium yang diperkaya tinggi untuk hulu ledak.

AS menyerangnya dengan bom "penghancur bunker".

Donald Trump dan pejabat tinggi lainnya mengatakan situs-situs nuklir Iran itu telah hancur.

Namun, penilaian awal intelijen AS telah bocor dan menyebut bahwa serangan itu hanya memperlambat program nuklir Teheran selama beberapa bulan.

Menurut seorang pejabat AS, penilaian awal DIA tersebut juga berisi sejumlah peringatan dan laporan yang lebih rinci diharapkan akan keluar dalam beberapa hari dan minggu mendatang.

(Tribunnews.com/Rizki A.)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved