Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Iran Vs Israel

PKS Soroti Serangan AS ke Iran: Dunia di Ambang Krisis, Indonesia Diminta Ambil Peran Damai

Anggota Komisi I DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sukamta, menyoroti dengan keras serangan sepihak yang dilancarkan AS terhadap Iran.

fraksidpr.pks.id
SOROTI SERANGAN AS - Anggota Komisi I DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sukamta, menyoroti dengan keras serangan sepihak yang dilancarkan Amerika Serikat terhadap Iran.  Ia menyebut tindakan tersebut sangat membahayakan stabilitas global dan tidak bisa dibenarkan dari sudut pandang hukum maupun moral internasional. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sukamta, menyoroti dengan keras serangan sepihak yang dilancarkan Amerika Serikat terhadap Iran. 

Ia menyebut tindakan tersebut sangat membahayakan stabilitas global dan tidak bisa dibenarkan dari sudut pandang hukum maupun moral internasional.

"Serangan sepihak yang dilakukan AS, sebuah negara besar dengan hak veto dan memiliki bom nuklir, terhadap Iran, negara yang selama ini patuh pada Non-Proliferasi Nuklir dan berada dalam pengawasan IAEA, adalah tindakan yang tidak bisa dibenarkan dan sangat membahayakan dunia," kata Sukamta kepada Tribunnews.com, Minggu (22/6/2025).

Menurutnya, kini dunia tengah menanti respons yang akan diambil oleh Iran. 

Ia memaparkan sejumlah skenario kemungkinan balasan dari Teheran yang bisa menentukan arah perkembangan konflik ke depan, antara deeskalasi atau justru perang terbuka.

Skenario Respons Iran

Pertama, Sukamta menyebut kemungkinan Iran membalas langsung dengan menyerang basis-basis militer AS di sekitar Teluk Persia dan kapal induk pengangkut pesawat. 

Langkah ini, jika dilakukan, berpotensi memicu perang skala penuh, bahkan bisa menjadi dalih bagi AS untuk melakukan invasi militer terhadap Iran, sebagaimana pernah dilakukan terhadap Irak.

Kedua, Iran bisa saja mengalihkan responsnya ke Israel dengan serangan drone, rudal hipersonik, dan mengaktifkan jaringan proksi seperti Hizbullah di utara dan Houthi di selatan. 

“Ini bisa menjadi tekanan besar terhadap AS dan Israel. Serangan yang dilakukan AS saat ini kuat diduga tidak lepas dari dorongan kuat lobi Yahudi,” ujarnya.

Ketiga, Sukamta menyoroti opsi perang asimetris melalui operasi milisi, serangan siber, dan aktivasi sel-sel tidur Iran di berbagai kawasan. 

Baca juga: AS Serang Iran, Pakar Geopolitik: Harusnya PBB Segera Lakukan Sidang Darurat

Model perang seperti ini, menurutnya, sulit diantisipasi namun berpotensi sangat mematikan dan efisien dalam menimbulkan kerugian besar terhadap target strategis lawan.

Keempat, jalur diplomatik melalui forum-forum internasional seperti PBB dapat ditempuh Iran. 

Dengan dukungan dari negara-negara seperti China dan Rusia yang memiliki hak veto, serta Global South, OKI, dan BRICS, langkah ini bisa memberi tekanan naratif bahwa AS adalah pihak agresor, meskipun efektivitasnya dalam menghentikan aksi militer masih dipertanyakan.

Kelima, Sukamta melihat adanya kemungkinan Iran memilih strategi jangka panjang—menahan diri namun menciptakan tekanan ekonomi global, terutama dengan mendorong kenaikan harga minyak dunia dan menciptakan instabilitas pasar.

Keenam, Iran juga bisa mengambil langkah menahan diri sepenuhnya demi menghindari eskalasi lebih lanjut, dengan harapan AS dan Israel juga akan menghentikan agresi.

Peringatan dan Harapan untuk Indonesia

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved