Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Iran Vs Israel

Pengamat Timur Tengah: Lonceng Perang Berbunyi Pasca Serangan AS ke Situs Nuklir Iran

Pengamat: Serangan AS ke situs nuklir Iran nyalakan lonceng perang. Iran siap balas, dunia terancam krisis energi dan konflik global.

Editor: Glery Lazuardi
Canva/Tribunnews.com
PERANG IRAN ISRAEL - Ilustrasi perang Iran dengan Israel yang dibuat pada Sabtu (21/6/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketegangan di Timur Tengah mencapai titik kritis usai Amerika Serikat menyerang tiga situs nuklir strategis Iran pada Sabtu malam (21/6/2025) waktu setempat.

Pengamat Timur Tengah dari Universitas Ibnu Chaldun, Ezza Habsyi, menyebut bahwa langkah AS di bawah komando Presiden Donald Trump merupakan sinyal dimulainya babak baru konflik global.

“Serangan ini bukan hanya eskalasi militer, melainkan lonceng perang yang bisa menyulut krisis regional menjadi konflik global,” kata Ezza kepada Tribunnews.com, Minggu (22/6/2025).

Serangan ke fasilitas Fordow, Natanz, dan Isfahan menandai keterlibatan langsung AS dalam konfrontasi yang sebelumnya didominasi Israel dan Iran.

Dalam doktrin strategis Iran, serangan terhadap infrastruktur nuklir merupakan deklarasi perang terbuka.

Baca juga: Iran Membalas, Luncurkan Puluhan Rudal ke Israel, Ledakan dan Kobaran Api Terlihat di Kota Haifa

Trump Resmi Umumkan Serangan

Presiden Donald Trump mengonfirmasi bahwa pihaknya telah melakukan serangan udara ke tiga situs nuklir Iran dan menyebutnya sebagai "serangan sangat sukses".

“Kami telah menyelesaikan serangan yang sangat berhasil terhadap tiga situs nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan... Sekarang waktunya untuk perdamaian!” tulis Trump di Truth Social.

Trump menegaskan semua pesawat tempur telah keluar dari wilayah udara Iran dan dalam perjalanan pulang.

Iran Siap Balas, Pangkalannya AS Jadi Target

Menurut Ezza, serangan AS nyaris menjamin balasan militer langsung dari Iran. Bahkan lebih jauh lagi, jaringan militer sekutu Iran seperti Hizbullah di Lebanon, milisi Syiah di Irak dan Suriah, serta Houthi di Yaman, disebut telah siaga penuh.

Tak hanya itu, pangkalan militer AS di Kuwait, Bahrain, Qatar, dan Yordania kini terancam menjadi sasaran serangan balasan Iran.

“Iran kini berada dalam posisi di mana balasan bukan sekadar kemungkinan, melainkan keniscayaan politik,” tegas Ezza.

Baca juga: Benarkah Skuadron B-2 Spirit AS Berhasil Hancurkan Fasilitas Nuklir Fordow Milik Iran?  

Selat Hormuz Bisa Ditutup, Dunia Terancam Krisis Energi

Peringatan keras juga datang terkait potensi penutupan Selat Hormuz, jalur vital ekspor minyak dunia. Jika jalur ini terganggu, dunia akan menghadapi lonjakan harga energi, inflasi global, dan kepanikan finansial.

“Bila Hormuz ditutup, bukan hanya Tel Aviv yang terbakar, tapi seluruh pasar dunia ikut terbakar,” ungkap Ezza.

Skenario Perang Dunia dan Peran Rusia-Cina

Ezza juga mengingatkan bahwa konflik ini bisa berkembang menjadi skenario perang dunia jika melibatkan kekuatan besar seperti Rusia dan Cina.

“Perang dunia bukan tidak mungkin, apalagi jika AS terus memprovokasi. Tapi semuanya tergantung langkah Rusia dan Cina,” katanya.

Baca juga: Reaksi Dunia atas Serangan AS ke Iran, CNN: Iran Bisa Serang Pangkalan AS dan Tutup Selat Hormuz

Upaya Damai Gagal, Dunia dalam Ketegangan

Sebelum serangan terjadi, Gedung Putih menggelar pertemuan darurat keamanan nasional. Namun Iran masih menolak syarat utama AS: penghentian penuh pengayaan uranium. Hal ini membuat opsi diplomasi macet dan operasi militer menjadi kenyataan.

Kini dunia menanti: apakah Iran akan membalas dengan serangan langsung, atau akan melancarkan perang melalui proksi?

Lonceng perang telah berbunyi, dan Timur Tengah kembali berada di ambang kehancuran total.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved