Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Iran Vs Israel

Elit Iran Desak Khamenei Siapkan Balasan: Serang Amerika, Kunci Selat Hormuz!

Elit Iran mendesak senior Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei untuk mengambil balasan serius terhadap AS yang telah mengebom nuklir Iran

Khamenei.ir
AYATOLLAH ALI KHAMENEI - Elit Iran mendesak senior Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei untuk mengambil balasan serius terhadap AS yang telah mengebom tiga fasilitas nuklir Iran. Penasehat senior Pemimpin Tertinggi Iran menyatakan bahwa giliran Teheran sekarang untuk melancarkan serangan rudal ke pangkalan militer AS di Timur Tengah dan menutup Selat Hormuz. 

TRIBUNNEWS.COM – Konflik perang di Timur Tengah semakin bergejolak usai Amerika Serikat (AS) mengebom tiga fasilitas nuklir Iran yakni Fordow, Natanz, dan Esfahan, pada Sabtu (21/6/2025), malam waktu AS.

Dalam keterangan resminya Trump mengklaim “sejumlah penuh BOM dijatuhkan” di Fordo, salah satu fasilitas yang paling dijaga ketat dan terletak jauh di bawah tanah.

Trump berdalih keterlibatan langsung Amerika Serikat bisa mempercepat penghentian ambisi nuklir Iran.

AS dan sekutu-sekutunya, terutama Israel dan negara-negara Teluk, melihat program nuklir Iran sebagai ancaman langsung.

Jika Iran memiliki senjata nuklir, dominasi militer AS di kawasan bisa terganggu, dan sekutu-sekutu regional bisa terdorong untuk ikut mempersenjatai diri.

"Tujuan kami adalah menghancurkan kapasitas pengayaan nuklir Iran dan menghentikan ancaman nuklir yang ditimbulkan oleh negara sponsor teror nomor satu di dunia," kata Trump, dikutip dari CNN International.

"Malam ini, saya dapat melaporkan kepada dunia bahwa serangan itu merupakan keberhasilan militer yang spektakuler," imbuhnya.

Elit Iran Desak Khamenei Siapkan Balasan

Merespon serangan ini, para elit Iran yang merupakan penasehat senior Pemimpin Tertinggi Iran mendesak Ayatollah Ali Khamenei untuk mengambil balasan serius terhadap militer Amerika Serikat di kawasan Teluk.

Penasehat senior Pemimpin Tertinggi Iran menyatakan bahwa giliran Teheran sekarang untuk melancarkan serangan rudal ke kapal Angkatan Laut dan pangkalan militer AS di Timur Tengah yang berlokasi di di Bahrain, Qatar, dan Uni Emirat Arab.

Pangkalan militer AS di negara-negara Teluk itu selama ini menjadi titik penting operasi militer AS di Timur Tengah, termasuk untuk memantau dan menekan program nuklir Iran.

Baca juga: Pengamat Timur Tengah: Lonceng Perang Berbunyi Pasca Serangan AS ke Situs Nuklir Iran

Oleh karena itu, Iran menganggap pangkalan-pangkalan militer AS sebagai sasaran strategis dalam konflik terbuka.

Lebih lanjut, selain menargetkan pangkalan militer AS, elit Iran juga mendesak Khamenei agar segera menutup selat Hormuz yang strategis.

Pernyataan itu disampaikan setelah insiden serangan terhadap fasilitas nuklir Iran baru-baru ini. Meski tidak disebutkan pihak mana yang bertanggung jawab.

“Sekarang giliran kami untuk meluncurkan rudal ke armada AS yang berbasis di Bahrain dan secara bersamaan menutup Selat Hormuz bagi AS, Inggris, Jerman, dan Prancis” ujar Penasehat senior Pemimpin Iran, melansir dari Ynetnews.

Apa yang akan Terjadi jika Iran Balas Amerika?

Sejauh ini Ali Khamenei belum memberikan respon terkait serangan yang dilakukan AS terhadap tiga pabrik nuklirnya.

Namun jika Iran benar-benar melakukan pembalasan dengan menyerang pangkalan-pangkalan militer AS di Timur Tengah, kemungkinan bakal menciptakan perang multi-front, bukan hanya Iran-AS, tapi meluas ke proksi regional.

Selain itu sekutu utama AS, Israel akan menjadi sasaran utama serangan rudal Iran atau Hizbullah.

Serangan ini dapat memicu operasi militer besar Israel ke Lebanon, Gaza, bahkan Iran, membuka front perang baru di kawasan yang sudah tegang.

Lebih lanjut ancaman Iran yang akan menutup selat Hormuz, jalur pengiriman minyak terpenting di dunia berpotensi memicu lonjakan harga minyak dunia hingga diproyeksi tembus mencapai 150 dolar AS per barel, menimbulkan lonjakan inflasi dan risiko resesi global.

Selain itu, lonjakan harga energi akan menimbulkan inflasi tinggi, mengganggu stabilitas ekonomi global, dan memicu gejolak pasar keuangan.

Bursa saham dunia diprediksi mengalami tekanan besar, sementara nilai tukar negara berkembang bisa melemah akibat sentimen negatif investor.

Perusahaan pelayaran internasional kemungkinan akan mengalihkan rute atau menunda pengiriman, memperparah gangguan pada rantai pasokan global.

“Selat Hormuz adalah leher botol sistem energi global. Jika ditutup, efeknya akan langsung terasa di pom bensin dari Jakarta hingga London,” ujar James Martens, analis energi dari Global Risk Insights.

(Tribunnews.com / Namira)

 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved