Konflik Iran Vs Israel
Rusia Bangun 2 Reaktor Nuklir, Putin: Iran Berhak Pakai Nuklir, tapi Bukan untuk Senjata
Rusia membantu membangun 2 reaktor nuklir baru di Iran. Putin sebut Iran berhak pakai nuklir, bukan untuk senjata, tapi untuk kebutuhan warga sipil.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Rusia sedang membangun dua reaktor nuklir di Teluk Bushehr, Iran.
Ia menegaskan bahwa Iran berhak menggunakan energi nuklir untuk keperluan sipil seperti untuk menghasilkan listrik.
Putin mengonfirmasi Rusia telah menandatangani kontrak dengan Iran untuk membangun dua reaktor nuklir tambahan, sebagai tambahan dari satu reaktor yang saat ini beroperasi.
Ia menjelaskan bahwa pekerjaan di Bushehr terus berlanjut meski situasi keamanan berbahaya di tengah serangan Israel terhadap Iran.
"Kami tidak akan mengevakuasi karyawan kami dari sana," kata Putin.
Putin mengindikasikan bahwa jumlah orang Rusia yang bekerja di pabrik itu sekitar 600 orang.
Mengenai kekhawatiran soal serangan Israel terhadap Iran, Putin mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu setuju untuk memastikan keselamatan pekerja di fasilitas tersebut.
Selain itu, Putin juga menegaskan Rusia mendukung hak Iran untuk menggunakan energi nuklir secara damai.
"Kami membela hak Iran untuk menggunakan energi nuklir secara damai dan kami siap membantu," katanya, seperti diberitakan Sky News.
Dalam pernyataannya, Putin menegaskan penolakan Rusia terhadap proliferasi senjata pemusnah massal.
Ia menggambarkan fatwa Iran yang melarang senjata nuklir sebagai langkah serius dan penting yang harus ditanggapi dengan serius.
Baca juga: Iran Skeptis, Sulit Percaya AS Lagi setelah Israel Mulai Perang, sebut Negosiasi Nuklir Cuma Kedok
Selain itu, Putin menekankan bahwa Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) tidak menemukan bukti yang menunjukkan Iran berupaya membangun senjata nuklir.
Putin juga mencatat bahwa posisi Rusia dalam menanggapi perang Israel-Iran tidak berubah, seperti diberitakan Anadolu Agency.
Ia mengungkapkan bahwa Rusia telah menawarkan beberapa gagasan untuk menyelesaikan perang tersebut secara diplomatik.
Sebelumnya, Rusia baru-baru ini memperingatkan intervensi militer AS untuk membantu sekutunya, Israel, dalam perang tersebut akan menimbulkan kondisi yang saat berbahaya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.