Konflik Iran Vs Israel
Cara Jitu Netanyahu Ajak Trump untuk Berperang Melawan Iran, AS Termakan Bujuk Rayu Israel
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu tampaknya berhasil membujuk Presiden AS, Donald Trump untuk ikut berperang melawan Iran.
TRIBUNNEWS.COM - Israel nampaknya berhasil membujuk Amerika Serikat (AS) untuk ikut berperang melawan Iran.
Israel – yang memiliki kekuatan yang sama dengan Iran – telah berhasil mengubah keseimbangan kekuatan antara negaranya dengan Teheran.
Perubahan itu ditunjukan ketika Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu yang berhasil meyakinkan Presiden AS, Donald Trump tentang perlunya menyerang Iran dengan kekuatan penuh.
Keberhasilan Netanyahu dalam mengajak Trump bergabung dapat ditelusuri ke serangkaian keputusan strategis, menurut dua pejabat Israel yang terlibat dalam pembicaraan antara kedua belah pihak.
Dikutip dari TIME, langkah awal dilakukan pada tanggal 4 Februari 2025, ketika Netanyahu mengunjungi Gedung Putih untuk pertama kalinya sejak Trump kembali menjabat.
Duduk mengelilingi meja panjang di Ruang Kabinet, Netanyahu mengingatkan Trump bahwa Iran telah merencanakan untuk membunuhnya.
Dia kemudian membahas slide deck terperinci yang menguraikan bagaimana, dalam pandangannya, Iran semakin dekat untuk melewati ambang batas nuklir.
Tampaknya hal itu memberi kesan. Namun Trump jelas tidak siap untuk merestui serangan langsung Israel terhadap Iran. Ia mengatakan ingin mencoba diplomasi terlebih dahulu.
Bagaimanapun, ia terpilih dengan janji untuk mengakhiri perang, bukan memulainya.
Dan ia telah menunjuk teman lamanya, maestro real estate Steve Witkoff, untuk menjadi perantara kesepakatan dengan Teheran.
"Mari kita berunding," katanya kepada Netanyahu, menurut pejabat yang hadir.
Baca juga: Hizbullah Nyatakan Tidak Netral dalam Perang Israel dan Iran, Punya Tanggung Jawab Dukung Teheran
Dengan berat hati, Netanyahu mengatakan bahwa ia akan memberi Trump waktu dan ruang untuk melihat apakah kesepakatan itu mungkin.
Akhirnya, tim Trump menetapkan kerangka kerja 60 hari untuk memperkuat garis besar kesepakatan.
Para pejabat Israel mengatakan bahwa membiarkan perundingan berjalan hingga batas waktu sangat penting karena ketika Iran melewatinya, Trump merasa nyaman dengan rencana militer yang diusulkan Israel.
"Itu membuktikan kepada Trump bahwa kita tidak punya siapa pun untuk diajak bicara," kata pejabat itu kepada TIME.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.