Konflik Iran Vs Israel
Iran Umumkan Pembatasan Akses Internet, Tuduh Israel Salahgunakan Jaringan untuk Tujuan Militer
Keputusan Iran membatasi internet karena dugaan penyalahgunaan jaringan komunikasi negara oleh penyerang untuk tujuan militer.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Iran mengumumkan pembatasan internet yang lebih ketat, Rabu (18/6/2025).
Iran menuduh Israel menyalahgunakan jaringan untuk tujuan militer di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara musuh bebuyutan tersebut.
Adapun Iran mulai membatasi internet setelah serangan mendadak Israel pada Jumat (13/6/2025) lalu.
"Pembatasan sementara telah diberlakukan pada akses pengguna ke internet," kata Kementerian Komunikasi Iran dalam sebuah pernyataan yang dimuat oleh kantor berita Fars yang berafiliasi dengan pemerintah.
Kementerian itu menambahkan, keputusan tersebut diambil karena "penyalahgunaan jaringan komunikasi negara oleh penyerang untuk tujuan militer."
NetBlocks, pengawas online yang berkantor pusat di London, mengatakan Iran mengalami "pemadaman internet nasional yang hampir total" pada hari Rabu, karena ketegangan meningkat antara Teheran dan Israel.
"Data jaringan langsung menunjukkan Iran kini berada di tengah-tengah pemadaman internet nasional yang hampir total; insiden ini mengikuti serangkaian gangguan parsial sebelumnya dan terjadi di tengah meningkatnya ketegangan militer dengan Israel setelah berhari-hari terjadi serangan rudal bolak-balik," ungkap NetBlocks di X.
Internet Dipandang sebagai Musuh Publik
Karena pertempuran dengan Israel terus berlanjut, banyak wilayah Iran yang tidak memiliki akses internet sama sekali.
Bahkan panggilan langsung, baik melalui telepon seluler maupun telepon rumah, sering kali tidak tersambung.
"Kita hidup dalam situasi yang mirip dengan perang total," kata pembuat film dokumenter dan fotografer, Pouria Nouri kepada DW dari ibu kota Iran, Teheran.
Baca juga: Konflik Iran-Israel Buat Situasi di Iran Tak Kondusif, Menlu Tetapkan Status Siaga 1, WNI Dievakuasi
"Ada ledakan yang menggema di seluruh kota siang dan malam. Pangkalan militer dan infrastruktur strategis dibom, dan jumlah korban sipil terus meningkat," jelasnya.
Sementara itu, warga Iran banyak menerbitkan video buatan mereka sendiri yang memperlihatkan dampak rudal Israel.
Sejumlah warga Iran mengabaikan panduan keamanan yang dikeluarkan oleh pejabat mereka, dengan mengatakan bahwa negara tidak mampu melindungi rakyat.
"Di Iran, internet ditekan oleh aparat keamanan, yang melihatnya sebagai musuh dan ingin mengendalikannya," kata pakar keamanan siber, Amir Rashidi kepada DW.
Rashidi mengatakan, internet digambarkan di Iran sebagai alat mata-mata Barat, seraya mencatat warga Iran sangat membutuhkan akses internet — "pertama dan terutama sebagai sarana komunikasi, untuk tetap berhubungan satu sama lain dan mengetahui keadaan orang lain."
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.