Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Iran Vs Israel

 Iran Murka, Ancam Tebar Ranjau di Selat Hormuz jika AS Bantu Israel

Iran mempersiapkan serangan dengan memasang ranjau laut di perairan strategis Selat Hormuz, sebagai gertakan jika AS bergabung dalam serangan Israel

X/Iran Military Watch @IRIran_Military
OPERASI JANJI SEJATI 3 - Gambar diambil dari X (Twitter) Iran Military Watch @IRIran_Military, Minggu (15/6/2025). Operasi True Promise III telah resmi memasuki fase berikutnya. Iran mempersiapkan serangan dengan memasang ranjau laut di perairan strategis Selat Hormuz, sebagai gertakan jika AS bergabung dalam serangan Israel 

TRIBUNNEWS.COM – Iran tengah mempersiapkan serangan dengan memasang ranjau laut di perairan strategis Selat Hormuz yang berpotensi membuat kapal-kapal perang Amerika Serikat (AS) yang ada di perairan Teluk Persia terjebak.

Dugaan itu diungkap pejabat intelijen kepercayaan Donald Trump, pada Rabu (18/6/2025).

Dalam pernyataan resminya pejabat yang enggan disebutkan identitasnya itu mengatakan bahwa militer Iran dapat menggunakan ranjau di Selat Hormuz yang strategis jika pasukan Amerika bergabung dalam serangan Israel.

"Para pejabat mengatakan jika terjadi serangan (oleh AS), Iran dapat mulai memasang ranjau di Selat Hormuz, sebuah taktik yang dimaksudkan untuk menjebak kapal-kapal perang Amerika di Teluk Persia," demikian disampaikan dalam laporan intelijen yang ditinjau oleh pemerintahan Trump.

Iran diyakini memiliki kapal selam mini dan speedboat cepat untuk menempatkan ranjau secara diam-diam di titik strategis dalam waktu singkat.

Baca juga: Jumat Ini Buruh Geruduk Kedubes AS-Mesir, Desak Setop Genosida Gaza dan Perang Iran-Israel

Jika ranjau-ranjau ini digunakan, maka hal tersebut dapat menimbulkan kerusakan serius pada kapal, melumpuhkan pelayaran internasional, dan memicu operasi militer besar untuk pembersihan laut, sebagaimana dikutip dari Anadolu.

Adapun strategi ini digunakan untuk mengusir dan membatasi gerak lawan di wilayah sekitarnya.

Dengan ranjau laut, Iran ingin menghalangi kapal perang asing masuk ke wilayah Teluk, menjadikan mereka lebih sulit menyerang atau mendekati Iran.

Lebih lanjut langkah ini juga dimaksudkan sebagai titik tekanan strategis.

Dengan mengancam menaruh ranjau di sana, Iran tidak hanya mengganggu militer lawan, tapi juga mengancam stabilitas ekonomi global, sebuah langkah yang membuat dunia harus lebih berhati-hati dalam merespons konflik di kawasan tersebut.

Iran Bakal Gempur Pangkalan Militer  AS

Selain mengancam menggunakan ranjau laut, sumber keamanan juga mencatat Iran telah menyiapkan rudal balistik dan sistem serangan untuk menargetkan pangkalan militer AS di Bahrain, Qatar, dan Uni Emirat Arab.

Menurut laporan intelijen, rudal-rudal ini telah diposisikan dalam kondisi siaga tinggi dan bisa diluncurkan sewaktu-waktu.

Iran juga diyakini memiliki kemampuan untuk meluncurkan rudal jarak menengah yang mampu mencapai target-target militer Amerika Serikat di kawasan tersebut hanya dalam waktu beberapa menit.

Pangkalan militer Amerika Serikat di negara-negara Teluk itu selama ini menjadi titik penting operasi militer Amerika Serikat di Timur Tengah, termasuk untuk memantau dan menekan program nuklir Iran.

Oleh karena itu, Iran menganggap pangkalan-pangkalan militer Amerika Serikat sebagai sasaran strategis dalam konflik terbuka.

Langkah Iran menunjukkan bahwa eskalasi konflik bukan hanya akan terjadi antara Iran dan Israel, tetapi bisa melebar menjadi konflik regional yang melibatkan kekuatan global.

Baca juga: Rudal Iran Hantam Kilang Haifa: Pembangkit Listrik Rusak Parah, Israel Gelap dan Krisis Bahan Bakar?

AS Diam-diam Bantu Israel

Adapun gertakan itu dilontarkan Iran bukan tanpa alasan, pasalnya pemerintah Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump telah berulang kali memberikan bantuan untuk serangan Israel.

Terbaru, Amerika Serikat mengirimkan Kapal induk milik militer USS Nimitz menuju kawasan Timur Tengah, pada Senin pagi (16/6/2025), guna memberikan dukungan kepada Israel dan mencegah meluasnya konflik di kawasan tersebut.

Amerika Serikat juga memperkuat kehadiran militernya di kawasan Timur Tengah dengan mengerahkan lebih banyak jet tempur canggih dan memperpanjang masa tugas pesawat tempur aktif.

Tiga pejabat Amerika Serikat mengatakan kepada Reuters bahwa pengerahan ini termasuk pesawat tempur F-16 Fighting Falcon, F-22 Raptor, dan F-35 Lightning II.

Amerika Serikat berdalih langkah ini merupakan bagian dari respons strategis untuk memastikan dominasi udara dan memberikan dukungan terhadap sekutu Amerika Serikat, Israel, di tengah kampanye udara besar-besaran yang sedang berlangsung terhadap Iran.

(Tribunnews.com/Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved