Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Iran Vs Israel

Ratusan Warga Israel Panik, Ramai-ramai Tinggalkan Israel, Udara Ditutup, Pilih Mengungsi Lewat Laut

Dengan ditutupnya rute penerbangan dan pembatasan ketat di bandara Israel, semakin banyak pemukim Israel yang berupaya melarikan diri melalui laut

Editor: Muhammad Barir
Tangkap layar situs distance.to
PETA ISRAEL-IRAN - Tangkap layar situs distance.to yang diambil pada 16 Juni 2025, memperlihatkan peta antara Israel dan Iran. Rudal Iran dan Israel melewati sejumlah negara, seperti Suriah, Irak, Yordania. Bagaimana nasib negara-negara tersebut? 

Ratusan Warga Israel Panik, Ramai-ramai Tinggalkan Israel, Udara Ditutup, Mengungsi Lewat Laut

TRIBUNNEWS.COM-  Ratusan warga Israel panik, mereka ramai-ramai meninggalkan Israel, saat jalur udara ditutup, mereka memilih mengungsi lewat jalur laut.

Dengan ditutupnya rute penerbangan dan pembatasan ketat di bandara Israel, semakin banyak pemukim Israel yang berupaya melarikan diri melalui laut, demikian dilaporkan Haaretz. 

Instruksi pemerintah yang baru melarang warga yang saat ini berada di dalam negara pendudukan untuk menaiki penerbangan penyelamatan, yang kini terbatas hanya untuk warga Israel di luar negeri.

Pemerintah Israel telah memerintahkan maskapai penerbangan komersial untuk menolak kedatangan para pemukim yang ingin meninggalkan negara itu. 

Alasannya diduga untuk mencegah kepadatan di Bandara Ben Gurion dan menghindari potensi jatuhnya korban massal jika terjadi serangan rudal dari Iran.

Keputusan tersebut telah memicu gelombang kepanikan. 

Dalam beberapa hari terakhir, dermaga di Herzliya, Haifa, dan Ashkelon telah menjadi titik keberangkatan bagi ratusan orang yang ingin melarikan diri dari negara pendudukan dengan kapal pesiar. 

Kelompok-kelompok daring telah muncul yang menawarkan apa yang mereka sebut "rute evakuasi alternatif" ke Siprus dan tujuan lainnya.

Penumpang membayar hingga 6.000 shekel (lebih dari Rp 28 juta) untuk tempat duduk di atas kapal kecil. 

Dalam banyak kasus, kapal tidak dilengkapi dengan peralatan yang memadai, diasuransikan, atau memiliki lisensi untuk perjalanan internasional. 

Kapten melaporkan bahwa sebagian besar penumpang enggan berbicara di depan umum dan tidak mau mengungkapkan identitas mereka.

Beberapa orang mengaku akan berkumpul kembali dengan keluarga di luar negeri. Yang lain mengaku mereka pergi karena takut. 

Beberapa orang secara terbuka mengatakan mereka melarikan diri dari ancaman pembalasan Iran yang semakin meningkat.

Di dermaga Herzliya, seorang wanita mengatakan kepada Haaretz: "Banyak kapal yang berangkat. Orang-orang menjadi panik."

 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved