Konflik Iran Vs Israel
Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei Dilaporkan Dipindah dari Bunker ke Bunker demi Keamanan
Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei dikabarkan bersembunyi di bunker bawah tanah dan terus dipindah demi menghindari serangan Israel.
TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dikabarkan bersembunyi di lokasi rahasia sejak serangan besar-besaran Israel ke Teheran pada Jumat (13/6/2025).
Menurut laporan media Iran International yang berbasis di London, Khamenei dipindahkan ke bunker bawah tanah di kawasan Lavizan, timur laut Teheran.
Ia diyakini tidak sendirian.
Diduga Khamenei ditemani keluarganya, termasuk putranya Mojtaba, yang disebut-sebut sebagai calon penerusnya.
Editor bidang pertahanan The Economist, Shashank Joshi, mengatakan dalam program Newscast BBC bahwa Khamenei kemungkinan besar akan terus menghindari tampil di depan publik.
“Saya kira mereka akan mencari ke segala sudut yang memungkinkan untuk menjaganya tetap aman, mungkin dengan memindahkannya dari satu tempat ke tempat lain,” ujar Joshi.
Ia menambahkan, ancaman terhadap Khamenei tergolong sah mengingat Israel telah berhasil menyusup ke dalam struktur keamanan Iran dan melancarkan pembunuhan presisi terhadap sejumlah jenderal.
Sejak serangan dimulai, Israel menewaskan Mohammad Bagheri, Kepala Staf Militer Iran, dan Hossein Salami, komandan tertinggi Garda Revolusi Islam (IRGC).
Kepala intelijen IRGC, Mohammad Kazemi, dan wakilnya juga dilaporkan menjadi target.
Media pemerintah Iran mengonfirmasi bahwa Ali Shamkhani, penasihat senior Khamenei, meninggal akibat luka yang diderita dalam serangan hari Jumat.
Sementara itu, dua pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa Presiden AS Donald Trump telah menolak permintaan Israel untuk membunuh Khamenei.
Baca juga: Ali Khamenei: Tubuhku Ini Tidak Berharga, Bahkan Jika Musuh Berhasil Membunuhku, Iran Tak Akan Rugi
Menurut mereka, Trump secara langsung menyampaikan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar tidak mengeksekusi rencana tersebut.
Trump belum memberikan komentar publik atas laporan itu.
Ketika ditanya soal kemungkinan veto dari Washington, Netanyahu menjawab kepada Fox News: “Kami melakukan apa yang perlu kami lakukan, dan saya pikir Amerika Serikat tahu apa yang baik untuk mereka.”
Sumber di Israel mengatakan kepada CBS News bahwa meskipun Israel tidak membunuh pemimpin politik secara prinsip, siapa pun yang memutuskan soal program militer dan nuklir “tidak boleh hidup bebas dan mudah.”
Pengamat menilai pembunuhan terhadap tokoh-tokoh kunci militer dan ilmuwan Iran menunjukkan Israel ingin melemahkan struktur kekuasaan Iran dari dalam.
Michael Singh dari Institut Washington mengatakan kepada Reuters bahwa Israel “ingin rakyat Iran bangkit.”
Ia juga mencatat bahwa rendahnya korban sipil dalam serangan awal menunjukkan tujuan yang lebih strategis daripada sekadar balas dendam.
Beberapa jam setelah serangan pertama, Netanyahu berpidato langsung kepada rakyat Iran.
Ia menyebut rezim Islam di Iran telah menindas rakyatnya selama hampir 50 tahun dan kini sedang melemah.
"Ini kesempatan Anda untuk bangkit dan menyuarakan pendapat," katanya.
Meskipun demikian, Israel belum menyatakan secara terbuka bahwa pihaknya menginginkan perubahan rezim.
Dalam pernyataan kepada Reuters, Kedutaan Besar Israel di Washington mengatakan bahwa masa depan Iran harus ditentukan oleh rakyatnya sendiri.
Khamenei terakhir terlihat di televisi Iran pada Jumat (13/6/2025), berdiri di lokasi yang dirahasiakan, di antara bendera nasional dan potret pendahulunya, Ayatollah Ruhollah Khomeini.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.