Ledakan Sangat Kuat dan Mengerikan Terjadi di Tel Aviv selama Serangan Iran, Kata Jurnalis Israel

Ledakan Sangat Kuat dan Menakutkan Terjadi di Tel Aviv selama Serangan Iran, Kata Jurnalis Israel

TRIBUNNEWS.COM- Ledakan yang 'sangat kuat dan menakutkan' terjadi di Tel Aviv selama serangan Iran.

Jurnalis Al Jazeera telah berbicara dengan Gideon Levy, seorang jurnalis Israel tentang apa yang dialaminya selama gelombang serangan terbaru Iran terhadap Israel.

"Saya sangat bersyukur tidak melihatnya tetapi saya mendengarnya. Saya mendengarnya dan betapa dekatnya itu. Saya berada di tempat penampungan umum di sebelah rumah saya, dan kali ini ledakannya jauh, jauh lebih kuat dari sebelumnya," katanya kepada Al Jazeera dari Tel Aviv.

Ketika dia keluar dari tempat penampungan, “kami mendengar dari tetangga tentang jendela yang pecah,” kata Levy.

“Tidak jauh. Saya tidak tahu persis di mana, dan itu serius, tidak diragukan lagi. Kemudian diikuti oleh sirene ambulans dan pekerja bantuan lainnya. Saya tidak tahu apa-apa lagi selain ini, tetapi itu sangat, sangat kuat dan cukup menakutkan.”

Empat lokasi di Israel tengah diserang

Lembaga penyiaran publik Israel, Kan, melaporkan bahwa sedikitnya empat wilayah terkena serangan terbaru Iran di Israel tengah.

Dikatakan sedikitnya satu orang terluka parah di Israel tengah.

Sebelumnya, YNet News Israel melaporkan 12 orang terluka di Israel bagian tengah dan semuanya mengalami luka sedang atau ringan. Dilaporkan pula bahwa telah terjadi kebakaran di kota Petah Tikva.

Serangkaian tembakan dari Iran: Empat lokasi kecelakaan diidentifikasi di Gush Dan. Laporan tentang cedera serius dan kebakaran yang terjadi di salah satu lokasi.

Sedikitnya 12 Terluka

Setidaknya 12 orang terluka di Israel setelah serangan terbaru Iran.

YNet News Israel, mengutip layanan darurat, mengatakan petugas medis di daerah tengah telah memindahkan 12 orang yang terluka ke rumah sakit.

Cedera yang dialami tergolong ringan hingga sedang, demikian laporan itu.

Petugas medis terus beroperasi di wilayah Tel Aviv, tambahnya.

SUMBER: AL JAZEERA