Kecelakaan Pesawat Air India
Kecelakaan Pesawat Air India, Para Ahli Pertanyakan Posisi Roda dan Daya Angkat
Ahli penerbangan soroti roda pendaratan yang tak naik dan dugaan kehilangan daya mesin dalam kecelakaan Air India.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah ahli penerbangan menyuarakan kekhawatiran mereka setelah kecelakaan pesawat Air India di Ahmedabad, Kamis (12/6/2025).
Para ahli bertanya-tanya apa yang menjadi penyebab insiden kecelakaan pesawat Air India.
Dikutip dari Times of India, insiden ini terjadi tak lama setelah pesawat lepas landas dan kini tengah diselidiki intensif oleh otoritas terkait.
Mantan pilot Ehsan Khalid menekankan pentingnya data dari Flight Data Recorder, Cockpit Voice Recorder, dan sistem ACARS untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan.
"Gambaran visual menunjukkan bahwa pesawat jatuh saat masih dalam penerbangan, yang berarti tidak terjadi ledakan di udara," ujar Khalid.
Ia menduga pesawat mengalami kehilangan daya, kemungkinan akibat kerusakan mesin.
Khalid menyatakan sangat kecil kemungkinannya dua mesin gagal secara bersamaan, terlebih jika hanya karena serangan burung dalam waktu singkat.
"Mesin pesawat sangat besar, dan jarang sekali kedua mesin mati secara bersamaan dalam waktu satu menit," tambahnya.
Khalid juga menyoroti panggilan mayday dari pilot yang menandakan bahwa kru menyadari adanya kegagalan dan mencoba menanganinya saat masih mengudara.
Ia mempertanyakan mengapa roda pendaratan masih dalam posisi turun.
"Biasanya roda dinaikkan segera setelah lepas landas. Fakta bahwa roda tetap turun bisa berarti mesin sudah terdeteksi mati lebih awal," jelasnya.
Baca juga: Kecelakaan Air India: Saksi Mata Dengar Ledakan, Lihat Asap Membumbung bahkan Mayat
Hal serupa disampaikan oleh konsultan keselamatan kedirgantaraan AS, Anthony Brickhouse.
Brickhouse menyebut posisi roda pendaratan sangat tidak biasa untuk fase awal penerbangan.
"Kalau tidak tahu ceritanya, Anda akan kira pesawat sedang bersiap mendarat," ujarnya.
Sementara itu, John M Cox, CEO Safety Operating Systems yang berbasis di Washington DC, mengatakan masih terlalu dini menarik kesimpulan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.