Presiden Baru Korea Selatan Matikan Speaker Propaganda di Perbatasan Korea Utara, Apa Alasannya?
Presiden Baru Korea Selatan, Lee Jae-myung, mematikan speaker raksasa untuk siaran propaganda Korea Selatan di perbatasan Korea Utara.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Korea Selatan yang baru terpilih, Lee Jae-myung, menangguhkan siaran propaganda anti-Korea Utara di perbatasan dengan Korea Utara.
Penangguhan siaran tersebut bertujuan untuk meredakan ketegangan antara kedua negara.
Sebelumnya, hubungan Korea Selatan dan Korea Utara mencapai titik terendah dalam beberapa dekade selama masa pemerintahan Presiden Yoon Suk Yeol yang baru saja dimakzulkan.
Setelah terpilih menggantikan Yoon Suk Yeol, Lee Jae-myung berjanji untuk memulihkan hubungan.
"Presiden Lee Jae-myung menginstruksikan militer untuk menghentikan siaran lintas batas sebagai isyarat yang bertujuan untuk meredakan ketegangan dengan Korea Utara," kata juru bicara kantor kepresidenan Kang Yu-jung dalam jumpa pers pada hari Rabu (11/6/2025).
"Langkah tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan komitmen pemerintahan baru Korea Selatan untuk memulihkan kepercayaan dalam hubungan antar-Korea dan membangun perdamaian di Semenanjung Korea," katanya.
Selain itu, langkah tersebut bertujuan mengurangi konfrontasi militer antara kedua Korea dan membuka pintu untuk membangun kembali rasa saling percaya.
"Ini juga akan menjadi langkah praktis untuk meringankan penderitaan warga setempat yang terkena dampak kebisingan," katanya, seperti diberitakan Reuters.
Sejak Juni tahun lalu, Korea Selatan memasang pengeras suara berskala besar yang menyiarkan propaganda, siaran berita Korea Selatan dan siaran-siaran K-Pop, menyusul ketegangan antara kedua negara.
Sementara itu, Korea Utara menerbangkan balon berisi sampah dan kotoran ke wilayah Korea Selatan sebagai tanggapan atas siaran dan selebaran propaganda di perbatasannya.
Lee Jae-myung sebelumnya berjanji akan mengakhiri siaran propaganda dan kampanye selebaran di perbatasan.
Baca juga: Resmi Menang Pilpres Korsel, Pidato Perdana Lee Jae-myung Bahas Komunikasi dengan Korea Utara
Presiden pendahulunya, Yoon Suk Yeol dimakzulkan setelah memberlakukan darurat militer pada akhir tahun lalu, yang membuatnya didakwa atas tuduhan pemberontakan karena perintah darurat militer tersebut yang ia klaim atas tuduhan pemberontakan dari pihak oposisi yang pro-Korea Utara.
Korea Utara berulang kali mengecam latihan militer gabungan antara Korea Selatan dan Amerika Serikat selama beberapa tahun terakhir, menganggapnya sebagai ancaman.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.