Minggu, 5 Oktober 2025

Insiden Penembakan di Sekolah Austria Renggut 11 Jiwa, Hari Berkabung Nasional Ditetapkan

Sebuah insiden penembakan terjadi di kota Graz, kota terpadat kedua di Austria pada Selasa (10/6/2025).

Editor: Wahyu Aji
YouTube Al Jazeera English
PENEMBAKAN DI AUSTRIA - Gambar merupakan tangkap layar YouTube Al Jazeera English, Rabu (11/6/2025), menunjukkan petugas polisi sedang berjaga di dekat lokasi penembakan. Diketeahui, penembakan massal terjadi di sekolah Graz, Austria menewaskan 11 orang, termasuk pelaku, Selasa (10/6/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, AUSTRIA - Sebuah insiden penembakan terjadi di kota Graz, kota terpadat kedua di Austria pada Selasa (10/6/2025).

Wali Kota Graz dan Kepolisian melaporkan bahwa sedikitnya 11 orang, termasuk pelaku penembakan tewas dalam insiden tersebut.

Akibat insiden ini, pemerintah Austria mendeklarasikan tiga hari berkabung nasional.

Kronologi dan Lokasi Insiden

Penembakan terjadi pada pagi hari di SMP BORG Dreierschutzengasse di Graz, ibu kota provinsi Styria yang terletak di bagian Austria Selatan. 

Polisi menerima laporan dari pihak sekolah sekitar pukul 10 pagi waktu setempat setelah terdengar suara tembakan di sana.

Wali Kota Graz, Elke Kahr melaporkan kepada kantor berita Austria APA bahwa setidaknya 11 orang telah tewas dalam insiden ini.

Kahr menambahkan, dari jumlah tersebut, tujuh adalah siswa dan dua lainnya adalah orang dewasa.

Kepolisian dan Elke Kahr mengonfirmasi bahwa tersangka ditemukan meninggal usai menembak di sekolah tersebut.

Selain korban jiwa, sekitar 30 orang dilaporkan mengalami luka-luka dan saat ini sedang dalam penanganan medis.

Informasi Mengenai Pelaku Penembakan

Media berita Austria mengidentifikasi bahwa tersangka merupakan seorang mantan mahasiswa berusia 21 tahun.

Surat kabar Salzburger Nachrichten melaporkan kalau pelaku pernah menjadi korban perundungan.

Menurut laporan dari kantor berita AlJazeera, pelaku membawa pistol dan senapan, kemudian menembak kearah siswa di dua ruang kelas yang berbeda.

Salah satu ruang kelas itu pernah menjadi kelasnya sendiri.

Surat kabar terbesar di Austria, APA dan Kronen Zeitung, melaporkan bahwa setelah penembakan, tersangka ditemukan tewas di kamar mandi.

Pihak kepolisian setempat melalui unggahan di X menyatakan kalau pelaku kemungkinan besar bertindak sendirian.

Situasi Terkini di Lapangan

Saat ini, kepolisian masih melakukan operasi di tempat kejadian. 

Seluruh siswa dan staf sekolah telah dievakuasi ke titik pertemuan yang aman.

“Sekolah telah dievakuasi dan semua orang dibawa ke titik pertemuan yang aman” tulis kepolisian setempat di X pada hari Selasa pukul 11:31 (09:31 GMT).

Pihak berwenang telah menetapkan Stadion ASKO, tempat klub sepak bola lokal ESK Graz sebagai tempat bagi para orang tua siswa yang ingin menjemput atau mencari informasi tentang anak-anak mereka setelah insiden penembakan.

Stadion ini berfungsi sebagai titik pertemuan untuk menjauhkan orang tua dari lokasi kejadian yang masih dalam penanganan polisi.

Sebuah helikopter polisi, kata para pejabat, telah digunakan dalam operasi penyelamatan.

Reaksi Nasional dan Internasional

Kanselir Austria Christian Stocker dalam unggahannya di platform X menggambarkan insiden ini sebagai tragedi nasional.

“Amukan di sebuah sekolah di Graz adalah sebuah tragedi nasional yang telah mengguncang seluruh negara kita,” tulisnya.

“Tidak ada kata-kata untuk menggambarkan rasa sakit dan kesedihan yang kita semua - seluruh Austria - rasakan saat ini.” tambahnya.

Pada Selasa, Stocker mengumumkan bahwa Austria akan mengadakan tiga hari berkabung nasional setelah insiden tersebut.

Presiden Austria Alexander Van der Bellen juga menyuarakan kesedihan mendalamnya, terutama bagi para korban muda yang kehilangan masa depan mereka. 

“Mereka adalah anak-anak muda yang memiliki seluruh hidup mereka di depan mereka. Seorang guru yang menemani mereka dalam perjalanan mereka. Tidak ada yang dapat mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh orang tua, kakek-nenek, saudara kandung dan teman-teman dari mereka yang terbunuh pada saat ini,’’ tulis Presiden Austria itu.

Rasa simpati juga datang dari para pemimpin internasional. 

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, mengecam aksi pembunuhan ini.

“Setiap anak harus merasa aman di sekolah dan dapat belajar tanpa rasa takut dan kekerasan. Pikiran saya bersama para korban, keluarga mereka dan rakyat Austria pada saat yang kelam ini,’’ tulisnya.

Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen turut menyampaikan belasungkawa di X.

"Sekolah adalah simbol masa muda, harapan, dan masa depan. Sulit untuk menanggung ketika sekolah menjadi tempat kematian dan kekerasan,’’ tulis Ursula.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy turut menuliskan pendapatnya di X.

“Sekolah tidak boleh menjadi tempat kekerasan. Hati kami tertuju pada para korban, keluarga mereka, dan rakyat Austria.”

Kilasan Penembakan Massal di Austria Masa Lalu

Tragedi di Graz bukanlah insiden penembakan massal pertama yang mengguncang Austria

Pada tahun 1981 terjadi penembakan massal dimana pelaku menggunakan senjata berupa senapan mesin dan granat.

Kejadian itu menewaskan dua orang sementara 30 lainnya mengamami luka-luka.

Peristiwa penembakan ini terjadi di Sinagoge, yang merupakan tempat ibadah bagi umat beragama Yahudi.

Serangan ini menargetkan para jemaat yang baru saja meninggalkan upacara bar mitzvah, yaitu upacara keagamaan dan perayaan keluarga yang penting dalam tradisi Yahudi.

Pada tahun 1982, dua pria Palestina yang lahir di Yordania dan Irak dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas keterlibatan mereka dalam insiden tersebut.

Pada tahun 2013, Alois Huber, seorang pemburu rusa liar, menembak mati tiga polisi dan seorang pengemudi ambulans saat ia tengah dikejar oleh polisi.

Pada tahun 2016, seorang pria bersenjata menembak dua orang di sebuah konser di kota Nenzing. 

Usai menembak, pria itu kemudian menembak dirinya sendiri.

Sebelas orang terluka dalam insiden tersebut.

Menurut laporan setempat, penembak yang bernama Gregor Schallert bertengkar dengan pacarnya sebelum tembakan terjadi.

Pada tahun 2020, beberapa jam sebelum Wina memasuki masa karantina COVID-19, terjadi penembakan yang mengakibatkan empat orang tewas sementara 23 lainnya terluka.

Pelaku penembakan kemudian ditembak mati oleh polisi.

Pihak berwenang mengatakan bahwa pelaku merupakan bagian dari simpatisan kelompok bersenjata ISIL (ISIS).

Seberapa umum kepemilikan senjata api di Austria?

Kepemilikan senjata api merupakan hal yang umum di Austria.

Menurut penelitian independen Small Arms Survey, sekitar 30 dari setiap 100 penduduk sipil di Austria memiliki senjata api, menempatkan negara ini sebagai salah satu negara dengan kepemilikan senjata api tertinggi di Eropa.

“Orang-orang di sini mengatakan bahwa (penembakan) ini adalah sesuatu yang biasa kami tonton di televisi, di tempat-tempat seperti Amerika Serikat, Jerman, atau Prancis,” kata Hashem Ahelbarra dari Al Jazeera yang melaporkan dari Graz.

“Namun mereka tidak pernah membayangkan bahwa hal seperti ini bisa terjadi di sini, di negara mereka,’’ lanjutnya.

Senapan mesin dan senapan pump-action dilarang di Austria

Untuk memiliki revolver, pistol, dan senjata semi-otomatis diperlukan izin resmi.

Baca juga: Austria Umumkan 3 Hari Berkabung, 11 Orang Tewas dalam Tragedi Penembakan di Sekolah

Sementara itu, untuk memiliki senapan dan senapan gentel (shotgun), warga Austria memerlukan izin senjata api, izin berburu yang sah, atau memiliki keanggotaan di klub menembak tradisional.(Grace Sanny Vania)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved