Selasa, 30 September 2025

Konflik India dan Pakistan

Tembus Kecepatan Mach 18, Rudal Shaheen-III Pakistan Pastikan Tak Ada Wilayah di India yang Aman

Shaheen-III, rudal balistik berbahan bakar padat dua tahap Pakistan mampu membawa hulu ledak konvensional atau nuklir sejauh 2.750 km, termasuk India

DSA/Tangkap Layar
JANGKAU SELURUH INDIA - Rudal Shaheen-III, rudal balistik berbahan bakar padat dua tahap, merupakan senjata jarak terjauh di gudang senjata Pakistan. Rudal ini memiliki kemampuan membawa hulu ledak konvensional atau nuklir sejauh 2.750 kilometer—mencakup seluruh India serta sebagian Timur Tengah dan Afrika Utara. 

"Shaheen-III bukanlah senjata ofensif, melainkan elemen stabilisasi dalam strategi pencegahan kami," kata seorang pejabat senior SPD yang menolak disebutkan namanya.

"Ini memastikan musuh berpikir dua kali sebelum melancarkan serangan besar-besaran."
Namun, pencegahan melalui rasa takut adalah pedang bermata dua.

Munculnya sistem rudal berkecepatan tinggi dengan hulu ledak ganda seperti Shaheen-III berisiko mendorong kedua belah pihak ke dalam posisi peluncuran cepat, yang dengan demikian merusak stabilitas strategis di masa damai dan meningkatkan kemungkinan salah tafsir selama konflik.

India, yang saat ini sedang aktif mengembangkan Agni-VI dan teknologi peluncur hipersonik, terpaksa menilai kembali kedalaman strategisnya dengan berinvestasi dalam struktur komando yang kuat, pangkalan yang tersebar, dan cakupan sistem pertahanan rudal yang lebih luas di pantai timurnya.

Bukan Sekadar Rudal Tapi Lompatan Geopolitik

Dari sudut pandang geopolitik, Shaheen-III menandai pergeseran keseimbangan kekuatan di Asia, di mana ketidakseimbangan konvensional kini diimbangi melalui senjata strategis jarak jauh dan penggabungan doktrin nuklir dengan teknologi rudal canggih.

Dalam konteks ini, Shaheen-III bukan sekedar rudal.

Itu adalah deklarasi niat, sinyal geopolitik, dan lompatan teknologi yang mengubah peta strategis Asia Selatan.

Dengan kecepatan hipersonik, jangkauan yang jauh, dan potensi hulu ledak kendaraan masuk-kembali ganda (MIRV), Pakistan menyatakan bahwa mereka tidak akan menyerahkan ruang strategis—bahkan dalam menghadapi keunggulan militer dan ekonomi India.

Seiring dengan semakin mobilenya sistem nuklir, semakin cepatnya sistem tersebut, dan semakin sulitnya sistem nuklir dideteksi, kawasan ini berada di ujung tanduk—di mana

pencegahan diperlukan tetapi semakin tidak stabil.

Era ambang batas nuklir statis telah berakhir.

"Dengan Shaheen-III, Pakistan menyatakan bahwa dari Pegunungan Himalaya hingga Teluk Benggala—dan sekarang Samudra Hindia—jangkauan pencegahannya bersifat mutlak," tulis kesimpilan ulasan DSA tersebut.

 

 

(oln/dsa/*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan