Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Korea

Kim Jong Un Murka, Kutuk 'Kecelakaan Serius' Saat Peluncuran Kapal Perang Baru

Kim Jong Un murka usai kapal perusak kelas Choe Hyon mengalami kecelakaan serius saat melakukan uji coba peluncuran di galangan kapal Chongjin, Korut.

Kremlin/Rossiya Segodnya
KIM JONG UNG - Foto ini diambil dari Kremlin pada Senin (14/4/2025), memperlihatkan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berbicara dalam pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin (tidak terlihat di foto) di Pyongyang. Kim Jong Un murka usai Kapal perusak kelas Choe Hyon mengalami kecelakaan serius saat melakukan uji coba peluncuran di galangan kapal Chongjin, Korut. 

TRIBUNNEWS.COM - Kapal perusak baru Korea Utara dilaporkan mengalami kecelakaan serius saat melakukan uji coba peluncuran di galangan kapal Chongjin, pelabuhan timur negara tersebut.

Menurut laporan media pemerintah KCNA, bagian bawah kapal perang seberat 5.000 ton itu rusak parah hingga menyebabkan kapal miring dan tidak seimbang.

Insiden ini terjadi hanya beberapa minggu setelah Korea Utara memperkenalkan kapal perusak baru yang diklaim mampu membawa lebih dari 70 rudal.

Saat peluncuran Kim menyebut kapal tersebut sebagai "terobosan" dalam modernisasi kekuatan angkatan laut negara dan direncanakan akan dikerahkan awal tahun depan.

Sejauh ini media lokal setempat belum merilis adanya laporan korban jiwa atau luka-luka dalam insiden ini.

Kim menuding kapal perang Korea Utara itu rusak karena kesalahan serius dalam tahap desain dan konstruksi.

Buntut insiden tersebut, Kim mengutuk para perancang dan teknisi lantaran gagal mengikuti prinsip-prinsip teknik yang benar dan ilmiah dalam membangun kapal tersebut.

Ia juga menyebut insiden itu sebagai "tindakan kriminal" yang mencoreng kehormatan negara.

Kim menilai kegagalan ini tidak hanya berdampak pada citra internasional Korea Utara, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas dan keselamatan program militernya.

"Kim membuat penilaian tegas dengan mengatakan bahwa itu adalah kecelakaan serius dan tindakan kriminal yang disebabkan oleh kecerobohan mutlak, tidak bertanggung jawab, dan empirisme tidak ilmiah yang berada di luar batas kemungkinan dan tidak dapat ditoleransi," lapor KCNA, mengutip BBC News.

Kim Ancam Jatuhkan Sanksi Keras

Baca juga: Kim Jong Un Awasi Uji Coba Rudal Balistik Korut yang Simulasikan Serangan Nuklir ke Korsel dan AS

Kejadian ini menambah daftar kegagalan teknologi militer Korea Utara yang jarang diungkap ke publik.

Setelah sebelumnya pada November tahun lalu, pemerintah mengakui ledakan satelit militer di udara sebagai "kegagalan paling serius" dan mengkritik pejabat yang "secara tidak bertanggung jawab melakukan persiapan".

Kemudian pada Agustus 2023, peluncuran satelit lainnya dilaporkan gagal akibat kesalahan sistem darurat, meskipun indisen saat itu disebut "bukan masalah besar".

Hingga saat ini, belum ada rincian resmi mengenai bentuk hukuman yang akan diberikan Kim Jong Un kepada pihak yang bertanggung jawab atas kerusakan kapal perang tersebut.

Akan tetapi, Kim menegaskan bahwa para perancang dan insinyur yang terlibat akan "dikenai sanksi keras" pada pertemuan pleno Partai Buruh Korea yang dijadwalkan pada bulan Juni.

Spesifikasi Kapal Tempur Korut yang Rusak

Adapun kapal perang Korea Utara yang mengalami kerusakan saat peluncuran adalah Choe Hyon-class destroyer, kapal permukaan terbesar dan tercanggih yang pernah dibangun oleh negara tersebut.

Kapal perang yang rusak tersebut merupakan proyek ambisius Korea Utara dalam upaya memodernisasi kekuatan maritimnya.

Kapal perusak kelas Choe Hyon memiliki panjang sekitar 145 meter dan bobot mencapai 5.000 ton.

Kapal ini dilengkapi dengan sistem peluncur vertikal (VLS) sebanyak 74 sel, 44 di bagian depan dan 30 di belakang yang mampu menampung berbagai jenis rudal.

Termasuk rudal jelajah supersonik, rudal balistik taktis, serta rudal anti-kapal dan anti-udara.

Selain itu, kapal ini juga dipersenjatai dengan meriam utama kaliber 127–130 mm, sistem pertahanan udara Pantsir-ME, dan dua sistem senjata jarak dekat AK-630.

Radar dengan sistem phased array yang terintegrasi ke dalam superstruktur kapal memungkinkan deteksi dan pelacakan sasaran dalam jangkauan luas.

Kapal ini dirancang untuk operasi laut lepas, menandai pergeseran strategi dari pertahanan pesisir menjadi proyeksi kekuatan maritim yang lebih agresif di kawasan.

(Tribunnews.com / Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved