Konflik Korea
Kim Jong Un Murka, Kutuk 'Kecelakaan Serius' Saat Peluncuran Kapal Perang Baru
Kim Jong Un murka usai kapal perusak kelas Choe Hyon mengalami kecelakaan serius saat melakukan uji coba peluncuran di galangan kapal Chongjin, Korut.
TRIBUNNEWS.COM - Kapal perusak baru Korea Utara dilaporkan mengalami kecelakaan serius saat melakukan uji coba peluncuran di galangan kapal Chongjin, pelabuhan timur negara tersebut.
Menurut laporan media pemerintah KCNA, bagian bawah kapal perang seberat 5.000 ton itu rusak parah hingga menyebabkan kapal miring dan tidak seimbang.
Insiden ini terjadi hanya beberapa minggu setelah Korea Utara memperkenalkan kapal perusak baru yang diklaim mampu membawa lebih dari 70 rudal.
Saat peluncuran Kim menyebut kapal tersebut sebagai "terobosan" dalam modernisasi kekuatan angkatan laut negara dan direncanakan akan dikerahkan awal tahun depan.
Sejauh ini media lokal setempat belum merilis adanya laporan korban jiwa atau luka-luka dalam insiden ini.
Kim menuding kapal perang Korea Utara itu rusak karena kesalahan serius dalam tahap desain dan konstruksi.
Buntut insiden tersebut, Kim mengutuk para perancang dan teknisi lantaran gagal mengikuti prinsip-prinsip teknik yang benar dan ilmiah dalam membangun kapal tersebut.
Ia juga menyebut insiden itu sebagai "tindakan kriminal" yang mencoreng kehormatan negara.
Kim menilai kegagalan ini tidak hanya berdampak pada citra internasional Korea Utara, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas dan keselamatan program militernya.
"Kim membuat penilaian tegas dengan mengatakan bahwa itu adalah kecelakaan serius dan tindakan kriminal yang disebabkan oleh kecerobohan mutlak, tidak bertanggung jawab, dan empirisme tidak ilmiah yang berada di luar batas kemungkinan dan tidak dapat ditoleransi," lapor KCNA, mengutip BBC News.
Kim Ancam Jatuhkan Sanksi Keras
Baca juga: Kim Jong Un Awasi Uji Coba Rudal Balistik Korut yang Simulasikan Serangan Nuklir ke Korsel dan AS
Kejadian ini menambah daftar kegagalan teknologi militer Korea Utara yang jarang diungkap ke publik.
Setelah sebelumnya pada November tahun lalu, pemerintah mengakui ledakan satelit militer di udara sebagai "kegagalan paling serius" dan mengkritik pejabat yang "secara tidak bertanggung jawab melakukan persiapan".
Kemudian pada Agustus 2023, peluncuran satelit lainnya dilaporkan gagal akibat kesalahan sistem darurat, meskipun indisen saat itu disebut "bukan masalah besar".
Hingga saat ini, belum ada rincian resmi mengenai bentuk hukuman yang akan diberikan Kim Jong Un kepada pihak yang bertanggung jawab atas kerusakan kapal perang tersebut.
Akan tetapi, Kim menegaskan bahwa para perancang dan insinyur yang terlibat akan "dikenai sanksi keras" pada pertemuan pleno Partai Buruh Korea yang dijadwalkan pada bulan Juni.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.