Konflik India-Pakistan: Turki Kena Sambaran Petir Hubungan Diplomatik
Di India aksi boikot terhadap Turki atas dukungannya terhadap Pakistan dalam konflik saat ini makin meluas. Aksi boikot itu berdampak…
Profesor madya di Pusat Studi Asia Barat, Muddassir Quamar, mengatakan kepada DW bahwa posisi Turki terhadap Pakistan tidak dihargai di India, karena Ankara dianggap tidak mau atau gagal melihat masalah tersebut dengan sikap imparsial dan netral.
"Harapan di New Delhi adalah agar Ankara melihat situasi bukan melalui kaca mata Pakistan, seperti yang saat ini terjadi. Hingga ada perubahan dalam posisi Turki, hubungan tersebut kemungkinan tidak akan membaik," tandas Quamar.
Prasanta Kumar Pradhan, seorang peneliti dan koordinator Pusat Asia Barat di Institut Manohar Parrikar untuk Studi dan Analisis Pertahanan, juga mengatakan bahwa pemulihan hubungan antara India dan Turki kemungkinan akan memakan waktu.
Pradhan mengatakan kepada DW , boikot tersebut akan memiliki "dampak terbatas," dan "tidak cukup signifikan untuk memengaruhi perdagangan bilateral secara serius."
"Namun, jika boikot berlanjut dalam jangka waktu yang lama, hal itu berpotensi berdampak lebih negatif pada hubungan perdagangan antara kedua negara," imbuhnya.
Hubungan kedua negara di masa depan tidak pasti
India mengekspor barang senilai $5,2 miliar ke Turki antara April 2024 dan Februari 2025, menurut data pemerintah India. Barang ekspor utama meliputi mineral, bahan bakar minyak, mesin listrik, suku cadang dan kendaraan otomotif, farmasi, tekstil, dan kapas.
Dan selama kurun waktu yang sama, India mengimpor barang senilai $2,84 miliar dari Turki, termasuk marmer dan batu alam lainnya, apel dan buah lainnya, emas dan logam mulia, mineral, dan produk minyak bumi. Masih belum jelas bagaimana boikot akan berjalan dan seperti apa arah hubungan kedua negara.
"Saat ini, menjalin hubungan tingkat tinggi dengan Turki akan menjadi tantangan. Akibatnya, ketegangan diperkirakan akan terus berlanjut di masa mendatang," kata Pradhan.
Air India baru-baru ini melobi pejabat tinggi India, untuk menghentikan kerja sama sewa maskapai penerbangan bertarif rendah IndiGo dengan Turkish Airlines, dengan alasan dampak bisnis serta masalah keamanan yang dipicu oleh dukungan Istanbul untuk Pakistan, demikian kantor berita Reuters melaporkan.
Bahkan sebelum ketegangan yang pecah baru-baru ini, India telah mengakhiri perjanjian konsultasi pembuatan kapal senilai $2 miliar dengan Anadolu Shipyard milik Turki. Kesepakatan tersebut melibatkan pembangunan lima Kapal Pendukung Armada untuk Angkatan Laut India di Hindustan Shipyard milik India, dengan dukungan teknologi dan teknik dari Anadolu.
"Secara resmi, India mengutip kebijakannya untuk meningkatkan kapasitas pembuatan kapal lokal sebagai alasan penghentian, tetapi secara luas diyakini bahwa ketidaknyamanan India dengan hubungan dekat Turki dengan Pakistan memainkan peran penting," ujar mantan anggota Sekretariat Dewan Keamanan Nasional India, Tara Kartha kepada DW.
Mantan Duta Besar untuk Turki, Sanjay Bhattacharyya mengingatkan, India perlu bersikap cerdas dan strategis, dengan memprioritaskan kepentingan nasional dan kedudukan globalnya.
*Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris
Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih
Editor: Agus Setiawan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.