Senin, 29 September 2025
Deutsche Welle

Konflik India-Pakistan: Turki Kena Sambaran Petir Hubungan Diplomatik

Di India aksi boikot terhadap Turki atas dukungannya terhadap Pakistan dalam konflik saat ini makin meluas. Aksi boikot itu berdampak…

|
Deutsche Welle
Konflik India-Pakistan: Turki Kena Sambaran Petir Hubungan Diplomatik 

Boikot Turki yang dilakukan secara bertahap — didorong oleh sentimen publik di India dan diperkuat oleh kampanye di media sosial — telah berdampak pada ekonomi dan hubungan diplomatik.

Dua minggu lalu, pertempuran mematikan meletus antara India dan Pakistan setelah New Delhi menyerang apa yang digambarkannya sebagai "infrastruktur teroris" di Pakistan dan Kashmir di bawah administrasi Pakistan.

India melancarkan serangan balasan setelah aksi serangan mematikan terhadap wisatawan di Kota Pahalgam di Kashmir yang berada di bawah administrasi India, yang menewaskan 26 wisatawan.

New Delhi mengatakan, kelompok yang bermarkas di Pakistan, Lashkar-e-Taiba, yang sudah ditetapkan PBB sebagai kelompok teroris, telah melakukan serangan itu dan menuduh Islamabad mendukungnya. Pemerintah Pakistan membantah tuduhan tersebut.

Eskalasi militer yang cepat terjadi setelahnya, dengan kedua negara saling menyerang dengan rudal dan pesawat nirawak, yang menargetkan instalasi militer masing-masing.

Ketegangan meluas, seiring Turki dan Azerbaijan, negara-negara berpenduduk mayoritas muslim yang merupakan tujuan liburan murah bagi warga India, sama-sama mengeluarkan pernyataan yang mendukung Islamabad dalam konflik tersebut.

Sektor pariwisata, perdagangan, dan pendidikan terdampak

Kampanye di media sosial dan kemarahan publik memicu seruan boikot, dengan tagar seperti #BoycottTurkey yang semakin populer.

Pariwisata ke Turki, yang dikunjungi sedikitnya 274.000 turis India tahun lalu, anjlok — dengan pemesanan turun 60?n pembatalan naik 250 persen, demikian informasi dari agen perjalanan. Platform perjalanan populer seperti EaseMyTrip, MakeMyTrip, dan Ixigo telah menangguhkan pemesanan tiket dan hotel, menghentikan promosi, dan mengeluarkan imbauan perjalanan.

Presiden Partai Bharatiya Janata Kerala, Rajeev Chandrasekhar mengatakan kepada wartawan; "Setiap warga India pekerja keras yang bepergian ke luar negeri sebagai turis kini memahami, uang yang dicari dengan susah payah tidak boleh dibelanjakan untuk mereka yang membantu musuh negara kita."

Minggu lalu, kementerian penerbangan sipil India juga mencabut izin keamanan perusahaan penerbangan Turki Celebi, yang menyediakan layanan darat di bandara-bandara besar India, dengan alasan yang terkait dengan "keamanan nasional“. Celebi telah mengajukan gugatan hukum atas keputusan tersebut.

Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Menteri Penerbangan Junior India, Murlidhar Mohol, saat mencabut izin Celebi memosting pernyataan di X, pemerintah telah menerima permintaan untuk mencabut izin Celebi. "Menyadari keseriusan masalah ini dan seruan untuk melindungi kepentingan nasional, kami telah memperhatikan permohonan ini," ujar Mohol.

Para pedagang juga mulai menolak barang-barang yang diekspor dari Turki, mulai dari buah apel, marmer hingga cokelat, kopi, dan selai. Dalam konferensi perdagangan nasional di New Delhi yang diselenggarakan oleh Konfederasi Pedagang Seluruh India, lebih dari 125 pemimpin perdagangan terkemuka sepakat untuk memboikot semua transaksi bisnis dengan Turki dan Azerbaijan.

Di bidang pendidikan, Institut Teknologi India terkemuka di Mumbai bergabung dengan beberapa lembaga pendidikan terkemuka lainnya, seperti Universitas Jawaharlal Nehru dan Jamia Millia, untuk membatalkan perjanjian dengan universitas-universitas Turki.

Sikap Erdogan menuai kritik

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah lama menganjurkan solusi "multilateral" untuk sengketa Kashmir, sesuatu yang selalu ditentang India.Erdogan telah mengunjungi Pakistan beberapa kali. Perjalanan terakhirnya adalah pada bulan Februari, ketika ia tiba dengan delegasi untuk meningkatkan hubungan perdagangan dan militer dengan Islamabad.

Pada tahun 2017, Erdogan mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri India Narendra Modi untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan upaya kontraterorisme.

Halaman
12
Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan