Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik India dan Pakistan

Dilema Rafale India, Prancis Menolak Akses Kode Sumber Jet untuk India, Ini Pertimbangan Prancis

Penolakan tegas Prancis untuk memberi India akses ke kode sumber jet tempur Rafale telah menyalakan kembali ketegangan strategis

Editor: Muhammad Barir
DSA/Tangkap Layar
ISI BAHAN BAKAR - Jet tempur Rafale buatan Prancis saat mengisi bahan bakar sambil tetap mengudara. Penolakan tegas Prancis untuk memberi India akses ke kode sumber jet tempur Rafale telah menyalakan kembali ketegangan strategis, mengungkap keterbatasan pengadaan senjata kelas atas saat kedaulatan digital tidak dimungkinkan. 

Dilema Rafale India, Prancis Menolak Akses Kode Sumber untuk India, Ini Pertimbangan Prancis Menolak

TRIBUNNEWS.COM- Penolakan tegas Prancis untuk memberi India akses ke kode sumber jet tempur Rafale telah menyalakan kembali ketegangan strategis, mengungkap keterbatasan pengadaan senjata kelas atas saat kedaulatan digital tidak dimungkinkan.

Meskipun New Delhi terus-menerus mengajukan pendekatan diplomatik, Dassault Aviation tetap tidak bersedia menyerahkan tulang punggung perangkat lunak penting yang mengatur sistem misi Rafale, integrasi senjata, dan rangkaian avionik.

Sasaran India adalah untuk menanamkan senjata dalam negeri seperti rudal udara-ke-udara di luar jangkauan visual Astra, rudal antiradiasi Rudram, dan sejumlah amunisi pintar ke dalam ekosistem Rafale untuk meningkatkan otonomi tempur dan mengurangi ketergantungan pada pemasok asing.

Langkah ini merupakan landasan inisiatif “Atmanirbhar Bharat” (India Mandiri) India, yang membayangkan masa depan di mana penelitian dan pengembangan serta manufaktur dalam negeri menopang kemampuan kekuatan udara negara tersebut.

Rafale, pesawat tempur multiperan bermesin ganda generasi 4,5, didukung oleh dua mesin turbofan afterburning Snecma M88-2 dan mampu melakukan supercruise pada kecepatan Mach 1,4 tanpa afterburner, menawarkan rasio dorong-berat yang tinggi dan jangkauan yang lebih jauh.

Dilengkapi dengan radar Thales RBE2-AA Active Electronically Scanned Array (AESA), Rafale dapat melacak hingga 40 target dan menyerang 8 target secara bersamaan pada jarak melebihi 100 km, menjadikannya salah satu sistem radar tercanggih di kelasnya.

Pesawat ini juga dilengkapi rangkaian peperangan elektronik Spectra, yang meliputi penerima peringatan radar, pengacau, dan sensor peringatan rudal inframerah yang mampu mendeteksi dan mengalahkan ancaman modern melalui tindakan penanggulangan aktif dan pasif.

Armada Rafale India juga dilengkapi dengan Helmet Mounted Display Systems (HMDS), Thales Front Sector Optronics (FSO), IRST (Infrared Search and Track), dan tautan data canggih untuk operasi yang berpusat pada jaringan secara real-time.

Kekuatan tempur Rafale meliputi integrasi dengan rudal Meteor BVR dengan zona tanpa pelarian sejauh lebih dari 60 km, rudal jelajah jarak jauh SCALP-EG yang mampu melakukan serangan presisi hingga sejauh 500 km, dan amunisi presisi udara-ke-darat modular Hammer (AASM).

India mengakuisisi 36 jet Rafale dalam kontrak senilai €7,8 miliar (RM37,5 miliar) yang ditandatangani pada September 2016, dengan jet pertama dikirimkan pada 29 Juli 2020 dan pesawat terakhir tiba pada 15 Desember 2022.

Rafale sekarang beroperasi di Pangkalan Udara Ambala dekat Pakistan dan Pangkalan Udara Hasimara dekat perbatasan Cina, keduanya dipilih karena relevansi strategisnya dalam doktrin perang dua front India.

Untuk lebih meningkatkan kemampuan serangan maritim, India menandatangani perjanjian senilai US$7,4 miliar (RM33,3 miliar) pada April 2025 untuk 26 pesawat tempur Rafale-M, varian angkatan laut, yang akan ditempatkan di atas INS Vikrant dan INS Vikramaditya.

Jet tempur yang dibawa kapal induk ini akan menggantikan armada MiG-29K yang sudah tua dan memberi India kekuatan udara maritim generasi keempat plus di laut—yang krusial di tengah meluasnya kehadiran kapal induk Tiongkok di Samudra Hindia.

Meskipun ada kerja sama dalam mengintegrasikan amunisi tertentu yang dikembangkan India seperti Astra Mk1 dan Senjata Anti-Lapangan Udara Cerdas (SAAW), keengganan Prancis untuk membagikan kode sumber inti Rafale tetap menjadi hambatan kritis dalam kerja sama pertahanan yang lebih dalam.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved