Konflik Palestina Vs Israel
Reaksi Israel atas Pernyataan Trump Soal Gaza
Janji untuk menangani krisis kemanusiaan yang menghantui Gaza diucapkan Donald Trump dengan penuh keprihatinan.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
timtribunsolo
TRIBUNNEWS.COM - Dalam sebuah pernyataan yang menggugah emosi, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui bahwa warga Gaza sedang menghadapi “kiamat pangan” akibat blokade yang diberlakukan oleh Israel.
Pengakuan ini disampaikan pada hari Jumat, 16 Mei 2025, saat Trump menutup lawatannya ke kawasan Teluk.
Janji untuk menangani krisis kemanusiaan yang menghantui Gaza diucapkannya dengan penuh keprihatinan.
Janji untuk Mengatasi Krisis Kemanusiaan
“Kami mengamati Gaza dan kami akan mengurusnya,” ungkap Trump kepada wartawan di Abu Dhabi, sebagaimana dilansir oleh The Guardian.
Pernyataan ini menggambarkan sebuah harapan, di tengah kenyataan pahit bahwa banyak warga Gaza yang saat ini sedang kelaparan.
Kunjungan Trump ke Timur Tengah mencakup tiga negara:
Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab.
Namun, pernyataannya ini menimbulkan sinyal ketegangan baru antara Washington dan pemerintahan Israel di bawah Benjamin Netanyahu.
Bantahan dari Pejabat Israel
Pejabat Israel berusaha menyangkal klaim bahwa warga Gaza berada dalam keadaan kelaparan.
Mereka mengajukan rencana distribusi bantuan yang dikelola oleh kontraktor swasta, tetapi badan-badan bantuan menyebut rencana tersebut berbahaya dan berpotensi melanggar hukum internasional.
Organisasi kemanusiaan, Gaza Relief Foundation, mengumumkan bahwa mereka akan mulai beroperasi pada akhir bulan ini, sambil menuntut agar Israel mencabut blokade.
Penundaan dalam distribusi bantuan akan membawa dampak fatal, dengan banyak anak-anak di Gaza mengalami malanutrisi yang parah.
Suara Rakyat Gaza yang Terabaikan
Krisis yang terjadi di Gaza nyata adanya.
Data mencemaskan dari Badan Pertahanan Sipil Gaza mencatat lebih dari 100 orang tewas akibat serangan udara Israel, di mana sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.
Sementara Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa lebih dari 53.000 orang telah kehilangan nyawa sejak konflik kembali memanas pada 7 Oktober lalu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.