Konflik India dan Pakistan
Rafale Dijatuhkan J-10C, Akankah Pengaruhi Indonesia Calon Pembeli Rafale? Begini Kata Dave Laksono
Kesepakatan Rafale senilai $8,1 miliar (Rp 134 Triliun) Indonesia dipertanyakan setelah Pakistan menjatuhkan jet tempur India.
Editor:
Muhammad Barir
Rafale Dijatuhkan J-10C, Akankah Pengaruhi Indonesia Calon Pembeli Rafale? Begini Kata Dave Laksono
TRIBUNNEWS.COM- Kesepakatan pembelian jet Rafale senilai $8,1 miliar (Rp 134 Triliun) Indonesia dipertanyakan setelah Pakistan menjatuhkan jet tempur India.
Akuisisi ambisius Indonesia terhadap 42 jet tempur Rafale dari Prancis senilai $8,1 miliar telah mendapat sorotan publik dan politik, setelah Pakistan menembak jatuh tiga pesawat yang sama yang digunakan oleh India minggu lalu.
Pada tanggal 7 Mei, Angkatan Darat Pakistan melaporkan jatuhnya lima pesawat tempur India—termasuk tiga Rafale—selama pertempuran udara yang melibatkan jet tempur J-10C buatan China.
J-10C, yang dilengkapi dengan rudal jarak jauh PL-15, mengalahkan jet tempur garis depan buatan Prancis milik India.

India belum secara resmi mengonfirmasi kehilangan tersebut. Namun, Marsekal Udara Angkatan Udara India AK Bharti mengatakan kepada pers, "kehilangan adalah bagian dari pertempuran," tanpa menjelaskan lebih lanjut.
CNN kemudian mengutip seorang pejabat intelijen senior Prancis yang tidak disebutkan namanya yang mengonfirmasikan hilangnya satu Rafale milik India, yang menggambarkannya sebagai kemungkinan kerugian tempur pertama dari pesawat canggih tersebut.
Insiden tersebut telah menimbulkan kekhawatiran di Jakarta, di mana kesepakatan Rafale merupakan bagian dari peningkatan pertahanan yang lebih luas.
Meskipun mendapat reaksi keras, pejabat senior Indonesia tetap berkomitmen. Dave Laksono, anggota Komisi I DPR yang membidangi pertahanan, mengatakan: “Klaim yang belum diverifikasi di zona konflik tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya dasar untuk menilai efektivitas atau kegagalan sistem persenjataan tertentu.”
Ia menambahkan, “Bahkan jet paling canggih seperti F-16, F/A-18, dan F-22 pun pernah mengalami insiden tertembak jatuh atau jatuh karena kondisi taktis tertentu. Oleh karena itu, performa Rafale tidak bisa diukur hanya dari satu insiden yang bahkan belum sepenuhnya terkonfirmasi.”
Meski demikian, Laksono mengakui bahwa episode tersebut menawarkan dasar yang “sah dan konstruktif” untuk “evaluasi.”
Para pakar menyuarakan sentimen yang sama. Adhi Priamarizki, seorang peneliti di Sekolah Studi Internasional S Rajaratnam Singapura, mengatakan, “Rafale adalah salah satu jet tempur terbaik di dunia saat ini… Ini bukan hanya tentang [membeli] platform canggih, tetapi Anda juga memerlukan penguasaan atau pengetahuan untuk mengoperasikan platform tersebut.”
Awal tahun ini, Marsekal Madya Angkatan Udara Mohamad Tonny Harjono mengonfirmasi bahwa enam Rafale pertama Indonesia akan dikirimkan antara Februari dan Maret 2026.
Pelatihan bagi pilot Indonesia di Prancis dijadwalkan pada bulan Juli, dan infrastruktur termasuk simulator dan hanggar pintar sudah dikembangkan di Pangkalan Angkatan Udara Roesmin Nurjadin di Riau.
Menurut Laksono, Rafale sangat penting untuk menjaga wilayah Indonesia yang luas dan akan meningkatkan interoperabilitas dengan sistem radar, rudal, dan pertahanan udara yang ada.
Ia menambahkan bahwa kesepakatan tersebut mencakup transfer teknologi dan dukungan logistik melalui kontrak antarpemerintah, yang menurutnya "relatif lebih stabil daripada pembelian dari sumber lain."
Selain kemampuan pertahanan, kesepakatan Rafale telah memperkuat hubungan antara Jakarta dan Paris.
Presiden Prancis Emmanuel Macron diperkirakan akan mengunjungi Indonesia pada 27-29 Mei untuk memperdalam kerja sama dalam "pertahanan, ekonomi, sains, dan budaya."
Kunjungan ini menyusul kunjungan Menteri Pertahanan Prancis Sébastien Lecornu pada bulan Januari yang menghasilkan kesepakatan tentang latihan gabungan dan pertukaran personel.
Secara paralel, Indonesia juga telah menandatangani nota kesepahaman dengan Boeing untuk mengakuisisi hingga 24 jet tempur F-15EX, yang menandakan niatnya untuk memodernisasi armada yang masih bergantung pada F-16 yang sudah tua dan Sukhoi Rusia.
SUMBER: THE EXPRESS TRIBUNE
Konflik India dan Pakistan
Dominasi Udara Pakistan Naik, Jet Tempur Rafale India Ditembak Jatuh dengan Rudal PL-15 Buatan China |
---|
Terungkap Bagaimana Pakistan Tembak Jatuh Jet Tempur India Mei Lalu, Bukan Masalah Performa Rafale |
---|
Angkatan Udara Pakistan 12-14 Tahun Lebih Maju Dibanding India Berkat Jet J-35A China |
---|
Pakistan: India Aktifkan Sel Teror Fitna Al Hindustan Usai Kalah Telak dalam Pertempuran |
---|
Profil Skuadron 15 J-10C Cobra Pakistan yang Pimpin "Serangan Penyergapan" Jet Rafale India |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.